1.ALIRAN
KLASIK
Teori Klasik dari
manajemen (dalam Kamaluddin 1989:21) klasifikasi darikeempat fungsi manajemen
adalah Perencanaan, Penggorganisasian, Penggerakandan Pengawasan berasal dari
aliran ini.Titik pusat utama dari aliran ini adalahmanajer sebagai pembuat
rencana-rencana dan secara langsung berusaha terhadap pencapaian
tujuan-tujuan organisasi.Perspektif manajemen klasik yang terdiri dari kelompok
manajemenilmiah dan administrasi telah memberikan kontribusi berharga bagi
duniamanajemen, dan memberikan dasar-dasar bagi pengembangan teori
manajemenselanjutnya.Prosedur dan birokrasi juga termasuk kontribusi berharga
darikelompok manajemen klasik ini. Akan tetapi, harus diakui salah satu
kelemahan perspektif dari kelompok ini adalah bahwa mereka kurang memperhatikan aspekkemanusiaan sebagai
salah satu aspek penting dalam organisasi (dalam
ErniTisnawati Sule.2005: 37).
A. Robert Owen (1771 -1858)
Robert Owen
adalah orang yang menentang praktek-praktek memperkerjakan anak-anak usia 5
atau 6 tahun dan standar kerja 13 jam per hari. Tersentuh dengan kondisi kerja
yang amat menyedihkan itu, beliau mengajukan adanya perbaikan temadap kondisi
kerja ini. Pada tahun-tahun awal revolusi industri, ketika para pekerja
dianggap instrumen yang tidak berdaya, Owen melihat rneningkatkan kondisi kerja
di pabrik, rnenaikkan usia minimum kerja bagi anak-anak, mengurangi jam kerja
karyawan, menyediakan makanan bagi karyawan pabrik, mendirikan toko-toko untuk
menjual keperluan hidup karyawan dengan harga yang layak, dan berusaha
memperbaiki lingkungan hidup tempat karyawan tinggal, dengan membangun
rumah-rumah dan membuat jalan, sehingga lingkungan hidup dan pabrik rnenjadi
menarik. Sebab itu, beliau disebut "Bapak Personal Manajemen Modem".
Selain itu, Owen lebih banyak memperhatikan pekerja, karena menurutnya,
investasi yang penting bagi manajer adalah sumber daya manusia. Selain mengenai
perbaikan kondisi kerja, beliau juga rnembuat prosedur untuk meningkatkan
produktivitas, seperti prosedur penilaian kerja dan bersaing juga secara
terbuka.
B. Charles Babbage
(1792 -1871)
Charles Babbage adalah seorang guru besar
matematika yang tertarik pada usaha penilaian efisiensi pada operasional suatu
pabrik, dengan menerapkan prinsip-prinsip ilmiah agar terwujud peningkatan
produktivitas dan penurunan biaya. Beliau pertarna kali mengusulkan adanya
pembagian kerja berdasarkan spesialisasi pekerjaan yang sesuai dengan keterampilan
tertentu, sehingga pekerjaan dibuat rutin dan lebih mudah dapat dikendalikan
dengan alat kalkulator. Babbage merupakan penemu kalkulator mekanis pada tahun
1822, yang disebut "rnesin penambah dan pengurang (Difference
Machine)", Prinsip-prinsip dasamya digunakan pada mesin-mesin hitung
hampir seabad kemudian. Pada tahun 1833 beliau menyusun sebuah Mesin analitis
(Analysical Machine), yaitu sebuah komputer otomatis dan merupakan dasar
komputer modern, sehingga beliau sering dinamakan Bapak Komputer". Tulisannya
dituangkan dalam bukunya yang beljudul "On the Economy Of Machinery and
Manufactures" (1832). Beliau juga tertarik pada prinsip efisiensi dalam
pembagian tugas dan perkembangan prinsip-prinsip ilmiah, untuk menentukan
seorang manajer harus memakai fasilitas, bahan, dan tenaga kerja supaya
rnendapatkan hasil yang sebaik-baiknya. Disamping itu Babbage sangat
memperhatikan faktor manusia, dia menyarankan sebaiknya ada semacam sistem
pembagian keuntungan antara pekerja dan pemilik pabrik, sehingga para pekerja
memperoleh bagian keuntungan pabrik, apabila mereka ikut menyumbang dalam
peningkatan produktivitas. Beliau menyarankan para pekerja selayaknya menerirna
pembayaran tetap atas dasar sifat pekerjaan mereka, ditambahkan dengan
pembagian keuntungan, dan bonus untuk setiap saran yang mereka berikan dalam
peningkatkan produktivitas.
C.
Max Weber (1864 – 1920)
Max Weber
beranggapan bahwa dalam semua organisasi pasti mempunyai orientasi pada sasaran
yang terdiri dari ribuan individu yang memerlukan pengendalian peraturan dari
semua aktifitasnya. Untuk itu Weber mengembangkan sebuah teori mengenai
manajemen Birokrasi yang menekankan pada kebutuhan akan hierarki yang
ditetapkan dengan ketat untuk mengatur peraturan dan wewenang dengan jelas.
D.
Oliver Sheldon (1894 -1951)
Filsafat rnanajemen
yang pertama kali ditulis dalam bukunya pada tahun 1923, yang menekankan
tentang adanya tanggung jawab sosial dalam dunia , usaha, sehingga etika sarna
pentingnya dengan ekonomi alam manajemen, dalam arti melakukan pelayanan barang
dan jasa yang tepat dengan harga yang wajar kepada masyarakat. Manajemen juga
harus memperlakukan pekerja dengan library adil dan jujur. Beliau menggabungkan
nilai-nilai efisiensi manajemen ilmiah dengan etika pelayanan kepada masyarakat.
Ada 3 prinsip dari
Oliver, yaitu :
a. Kebijakan, keadaan
dan metoda industri haruslah sejalan dengan kesejahteraan masyarakat.
b. Manajemen
seharusnyalah mampu menafsirkan sangsi moral tertinggi masyarakat sebagai
keseluruhan yang memberi makna praktis terhadap gagasan keadilan sosial yang
diterima tanpa prasangka oleh masyarakat.
c. Manajemen dapat
mengambil prakarsa guna meningkatkan standar etika yang umum dan konsep
keadilan sosial.
Kelebihan
aliran klasik
1.Memberikan
kontribusi mengenai pembentukan organisasi secara Birokrasi atas dasar hierarki
yang sampai saat ini masih banyak digunakan oleh ornanisasi-organisasi modern
2.Memberikan
anatomi organisasi formal dengan empat unsure pokok yang selalu muncul dalam
organisasi formal:
*Sistem
kegiatan yang terkoordinasi
*Kelompok orang
*Kerjasama
*Kekuasaan &
Kepemimpinan
3.Memberikan tiang dasar
penting dalam organisasi formal yaitu:
*Pembagian kerja (untuk
koordinasi)
*Proses Skalar &
Fungsional (proses pertumbuhan vertical dan horizontal)
*Struktur (hubungan antar
kegiatan)
*Rentang kendali (berapa
banyak atasan bisa mengendalikan bawahan).
4.Adanya prinsif
pembidangan tugas yang jelas (jurisdictional areas), umumnya diatur oleh
hukum/peraturan-peraturan administrasi, yaitu:
*Adanya pembagian tugas
yang jelas bagi apparatus birokrasi,
*Adanya pendelegasian
wewenang,
*Setiap tugas yang
dilaksanakan menuntut keahlian/keterampilan (spesialisasi). Sehingga
orang yang dapat diangkat menjadi aparat birokrasi adalah mereka yang mempunyai
keahlian (kualifikasi).
*Karena pemberian /
pembagian tugas sesuai dengan kemampuan yang talah dimiliki sehingga tidak
banyak waktu terbuang yang diperlukan untuk belajar dari pengalaman-pengalaman
yang baru.
*Terdapat spesialisasi
kerja sehingga tidak banyak waktu yang terbuang untuk seseorang berpindah dari
satu pekerjaan ke pekerjaan lain, karena jika seseorang berpindah pekerjan
orang tersebut harus menyesuaikan kembali pada pekerjaan barunya sehingga akan
menghambat kemajuan dan ketrampilan pekerja
*Kecakapan dan keahlian
seseorang bertambah karena seorang pekerja bekerja terus-menerus dalam tugasnya
yang telah dispesialisasi sehinga kemampuan kerjanya semakin terlatih dan
semakin mahir dengan bidangnya
*Adanya perhatian terhadap
tenaga kerja dan peralatan (mesin) yang digunakan, sehingga kesehatan,
kompensasi, tunjangan dan kelayakan tenaga kerja dan mesin terjamin sehinga
dapat menghasilkan produktifitas yang maksimal
*Adanya sistem peraturan
yang mengatur hak dan kewajiban dengan jelas sehingga mendorong semua pihak
untuk disiplin dan teratur
5. Adanya jenjang
wewenang yang terumus dengan jelas sehingga dengan adanya wewenang pekerjaan
akan cepat terselesaikan karena adanya perintah dari atasan. Selain itu
seetiap bawahan juga hanya akan menerima instruksi dari
seorang atasan sehingga mereka tidak akan bigung dan saling lempar tanggung
jawab.
6. Adanya sistem
keadilan sehingga mereka akan memperoleh perlakuan yang sama sesuai dengan
kedudukan masing-masing individu
7. Bawahan diberi kekuasaan dan kebebasan di dalam
mengeluarkan pendapatnya, menjalankan dan menyelesaikan rencananya, sehingga
mereka akan dapat mengeluarkan ketrampilan dan kemampuan yang ia miliki
Keterbatasan Aliran Klasik
1.Dalam teori ini menjelaskan bahwa hanya ada 1 syarat /
cara terbaik untuk menyelesaikan semua situasi. Padahal pada kenyataannya suatu
cara / syarat / ketentuan hanya bisa digunakan pada situsi tertentu tau hanya
pada situasi normal.
2.Menganggap manusia sebagai mesin yaitu manusia akan
bekerja keras dan terus menerus jika diberi imbalan yang lebih. Padahal
kenyataanya tidak begitu, manusia mempunyai perasaan cinta, rindu, sakit, dan
sebagainya yang walaupun di beri imbalan padasaat tertentu mereka menolaknya
3.Teori ini juga beranggapan bahwa jika pekerjaan
seseorang semakin dispesialisasi, maka produktifitas mereka akan semakin bagus
dan banyak (tinggi). Namun pada kenyataannya terdapat titik jenuh yang
menurunkan produktifitas dari spesialissi kerja mnusia tersebut karena manusia
mempunyai rasa bosan dan jenuh
4.Merangsang berfikir yang mengutamakan konformitas dan
formalitas
5.Merupakan rutinitas yang membosankan padahal manusia
mempunyai titik jenuh atau bosan terhadap suatu pekerjaan yan diulang
terus-menerus secara monoton
6.Ide-ide inovatif tidak sampai kepada pengambil
keputusan karena panjangnya jalur komunikasi hal ini disebabkan karena adanya
sistem birokrasi yang panjang
7.Tidak memperhitungkan organisasi nonformal yang
seringkali berpengaruh terhadap organisasi formal
8.Dijalankan secara berlebihan yaitu organisasi
dijalankan secara terus-menerus kerena mengejar produktifitas tinggi tanpa
menganggap perasaan manusia yang adakalanya jenuh, bosan, rindu, galau, dan
sebagainya
9.Terlalu banyak aturan yang berbelit-belit
10. Kecenderungan
menjadi orwelian yaitu keinginan birokrasi mencampuri (turut
melaksanakan, bukan mengendalikan urusan.
Perkembangan awal
teori manajemen ada dua aliran yang mengawali munculnya aliran klasik , yaitu:
1.1.
Teori Manajemen Ilmiah
A.
The Gilbreths (Frank B. Gilbreth : 1868 -1924 dan Lilian Gilbreth : 1878 -1972)
Suami istri ini selain rnempelajari masalah
gerak dan kelelahan, juga tertarik dengan usaha membantu pekerja menampilkan
potensinya secara penuh sebagai makhluk manusia. Setiap langkah yang dapat
rnenghasilkan gerak dapat mengurangi kelelahan. Mereka juga terkenaI dengan
tiga peran dari setiap pekerja yaitu sebagai pelaku, pelajar dan pelatihan yang
senantiasa mencari kesempatan baru, atau terkenal dengan konsep "three position
plan of promotion". Banyak manfaat dan jasa yang diberikan oleh manajemen
ilmiah, namun satu hal penting dilupakan oleh manajemen ini, yaitu kebutuhan
sosial manusia dalam berkelompok, karena terlalu mengutamakan keuntungan dan
kebutuhan ekonomis dan fisik perusahaan dan pekerjaan. Aliran ini melupakan
kepuasan pekerjaan pekerja sebagai manusia biasa. Perhatian Lilian Gilbreth
tertuju pada aspek manusia dari kerja dan perhatian suamianya pada efisiensi
-yaitu usaha untuk menemukan cara satu-satunya yang terbaik dalam melaksanakan
tugas tertentu. Dalam menerapkan prinsipprinsip manajemen ilmiah, harus
memandang para pekerja dan mengerti kepribadian serta kebutuhan mereka.
Ketidakpuasan di antara pekerja karena kurang adanya perhatian dari pihak
manajemen terhadap pekerja.
B.
HenryL Gant (1861 -1919)
Sumbangan
Henay L. Grant yang terkenal adalah sistem bonus harian dan bonus ekstra untuk
para mandor. Beliau juga memperkenalkan sistem "Charting" yang
terkenal dengan "Gant Chart". ©2003 Digitized by USU digital library
Ia menekankan pentingnya mengembangkan minat hubungan timbal balik antara
manajernen dan para karyawan, yaitu kerja sarna yang harmonis. Henry
beranggapan bahwa unsur manusia sangat penting sehingga menggarisbawahi
pentingnya mengajarkan, mengembangkan pengertian tentang sistem pada pihak
karyawan dan manajemen, serta perlunya penghargaan dalam segala masalah
manajemen. Metodenya yang terkenal adalah rnetode grafis dalam menggambarkan
rencana-rencana dan memungkinkan adanya pengendalian manajerial yang lebih
baik. Dengan rnenekankan pentingnya waktu maupun biaya dalam merencanakan dan
rnengendalikan pekerjaan. Hal ini yang menghasilkan terciptanya "Gantt
Chart" yang terkenal tersebut. Teknik ini pelopor teknikteknik modern
seperti PERT (Program Evaluation and Review Techique).
C.Harrington
Emerson ( 1853-1931 )
Harrington Emerson menemukan pemborosan dan ketidak-efisiennan
merupakanmasalah yang terdapat di dalam sistem industri. Oleh
karena itu Emerson mengemukakan 12 prinsip-prinsip efisiensi yang
sangat terkenal yaitu:
1. Tujuan dirumuskan dengan jelas
2.Kegiatan yang dilakukan masuk akal
3. Adanya staf yang cakap.
4. Disiplin.
5. Balas jasa yang adil.
6. Laporan-laporan yang terpercaya, segera, akurat dan ajeg– sistem
indormasi dan akuntansi.
7. Pemberian perintah–perencanaan dan pengurutan kerja.
8. Adanya standar-standar dan skedul-skeul – metoda
dan waktu setiap kegiatan.
9. Kondisi yang distandardisasi.
10. Operasi yang distandardisasi.
11. Instruksi-instruksi praktis tertulis yang standar.
12. Balas jasa efisiensi-rencana insentif.
Kelebihan Teori manajemen
Ilmiah:
*Teknik-teknik
efisiensi menyebabkan kegiatan dapat dilaksanakan lebih efisien.
*Seleksi dan
pengembangan ilmiah karyawan menimbulkan kesadaran pentingnya kemampuan dan
latihan untuk meningkatkan efektivitas karyawan.
*Desain kerja
mendorong manajer mencari „cara terbaik” pelaksanaan tugas
Keterbatasan Teori manajemen Ilmiah
*Kenaikan
produktivitas sering tidak diiringi kenaikan pendapatan.
*Perilaku
manusia bermacam-macam menjadi hambatan.
*Pendekatan
rasional hanya memuaskan kebutuhan ekonomis dan fisik, tidak memuaskan
kebutuhan sosial karyawan.
*Manajemen
ilmiah mengabaikan keinginan manusia terhadap kepuasan kerja.
1.2.Teori
Organisasi Klasik
A. ChesterL. Barnard (1886 -1961)
Berdasarkan
kesukaannya dalam bacaan-bacaan sosiologi dan filsafat, kemudian Bernard
merumuskan berbagai teori tentang kehidupan organsasi. Menurut dia rnanusia itu
masuk organisasi karena ingin mencapai tujuan pribadinya melalui pencapaian
tujuan organisasi yang tak mungkin dapat dicapainya sendiri. Chester L. Bernard
beasumsi bahwa perusahaan akan berjalan efisien dan hidup terus, apabila dapat
menyeimbangkan antara pencapaian tujuan dan kebutuhan individu. Beliau juga
menyatakan peranan organisasi informal sangat menentukan suksesnya suatu tujuan
perusahaan. Bukunya yang terkenal berjudul "The Functions of the
Executive" (1983). Yang menulis tentang rnanajer berdasarkan suatu
pendekatan sistem sosial, untuk mengerti dan menganalisis fungsi-fungsi
eksekutif. Ia juga memperhatikan tugas-tugas utama eksekutif dalam kegiatan
beroperasi perusahaan. Adapun tugas eksekutif adalah memelihara suatu sistem
usaha kerja sarna dalam organisasi formal. Ada beberapa alasan dalam logika
analisisnya hila dilihat dalam langkah-langkah yang disajikan pada bukunya
sebagai berikut
1. Adanya
pembatasan fisis dan biologis terhadap setiap individu membuat mereka
bekerjasama dalam kelompok ; meskipun ada pembatasanpembatasan dasar bersifat
fisis dan biologis, adanya kerja sarna membuat batasan psikologis dan sosial
yang ada pada setiap individu inilah yang mernainkan peran dalam mendorong
kerjasama.
2. Adapun tindakan kerjasama mendorong
terbentuknya sistem kerjasama beberapa unsur-unsur fisis, biologis,
kepribadian, dan sosial (Barnard mencontohkan kelas dalam kuliah sebagai suatu
sistem kerjasama, yang terdiri dari unsur-unsur seperti ruangan, bangku, papan
tuns, manusia sebagai makhluk hidup, pribadi-pribadi, pertukaran pendapat, dan
sebagainya). Adanya kelanjutan kerjasama biasanya tergantung pada efektivitas
(apakah tujuan kerjasama itu tercapai ?) dan efisiensi (apakah tujuan itu dapat
dicapai dengan ketidakpuasan dan pengorbanan yang seminimum mungkin dari pihak
anggota yang bekerjasama ?).
3. Setiap sistem kerjasama dibagi ke dalam dua
bagian yaitu : "Organisasi", yang merupakan interaksi-insteraksi dari
individu yang berada di dalam sistem itu, dan "unsur-unsur lainnya".
4. Organisasi dapat dibagi ke dalam dua jenis,
pertama : organiasi "formal", yaitu kumpulan interkasi sosial yang
memang dikoordinasikan dan mempunyai tujuan bersama. Kedua adalah organisasi
"informal", yaitu interaksi-interaksi sosial tanpa tujuan bersama dan
tidak dikoordinasikan secara sengaja.
5. Organisasi
formal dapat berlangsung hanya bila orang-orang yang
didalamnya (a)
dapat saling berkomunikasi,
(b) mau memberi
sumbangan pikiran kepada kegiatan kelompok,
(c) memiliki
kesadaran mempunyai tujuan umum.
6. Setiap
organisasi formal harus memiliki unsur-unsur :
(a) sistem
fungsionalisasi sehingga orang-orang dapat berspesialisasi dengan dibentuknya
departementasi
(b) adanya
sistem perangsang yang efektif dan efisien yang akan mendorong setiap orang
menyumbang ke pikirannya kepada kegiatan kelompok
(c) sistem
kekuasaan ("otoritasf') yang menyebabkan setiap anggota kelompok menerima
keputusankeputusan para eksekutif
(d) sistem
pengambilan keputusan yang logis sehingga tujuan dapat tercapai dengan baik.
7. Adapun tugas
eksekutif dalam organisasi formal adalah
(a) menjaga
hubungan komunikasi organisasi melalui suatu skema organisasi, ditambahkan
dengan adanya bawahan yang setia, bertanggung jawab, dan mampu bekerja, serta
satu organisasi informal" yang baik
(b) membuat
perlindungan terhadap pekerjaan pokok dari individu –individu di dalam
organisasi (c) adanya perumusan dan penentuan tujuan perusahaan.
8.
Fungsi-fungsi eksekutif mernasuki proses melalui pekerjaan eksekutif dalam
mengintegrasikan keseluruhannya dan dalam menemukan keseimbangan di antara
kekuatan-kekuatan dan kejadian-kejadian yang berlawanan.
9. Untuk
mengefektifkan eksekutif, adanya suatu tata kepemimpinan yang mempunyai
tanggung jawab tinggi; sebagaimana telah dinyatakannya bahwa Kerjasamalah, dan
bukan kepemimpinan, yang rnembuat proses kreatif; tetapi kepemimpinan merupakan
suatu kekuatan yang sangat diperlukan.
B. Mary Parker Folett (1868-1933)
Mari percaya
bahwa adanya hubungan yang harmonis antara karyawan dan manajemen brdasar
persamaan tujuan, namun tidak sepenuhnya benar untuk memisahkan atasan sebagai
pemberi perintah dengan bawahan sebagai penerima perintah. Beliau menganjurkan
kedudukan kepemimpinan dalam organisasi, bukan hanya karena kekuasaan yang
bersumber dari kewenangan formil, tapi haruslah berasal dari pada pengetahuan
dan keahliannya sebagai manajer.
C.James D.
Mooney (1884 – 1957)
James D. Mooney adalah
seorang eksekutif General Motor,
dia mendefinisikan organisasi sebagaikelompok, dua orang atau lebih yang
bergabung untuk tujuan tertentu. Selain itu Mooney jugamerancang empat kaidah dasar dalam
organisasi yaitu, Koordinasi,
Prinsip Skalar, PrinsipFungsional, dan Prisip
Staf.
Kelebihan Teori
Organisasi Klasik
1.Keefisiensian produktivitas yang tercipta dari
tenaga kerja
2.Metode tersebut lebih mengarah pada
pengembangan potensi tenaga kerja
3.Metode tersebut mampu
memberi rancangan kerja
Keterbatasan Teori Organisasi Klasik
1.Peningkatan produktivitas
sering mengakibatkan pemberhentian kerja atau perubahan yang terjadi perubahan
upah
2.Teori ini kurang memiliki
kebutuhan sosial
3.Manajer selalu menganggap
remeh individu yang ada dibawahnya
2. ALIRAN PERILAKU
Aliran
hubungan manusiawi ( perilaku manusia atau
neoklasik ) muncul karena
ketidakpuasan bahwayang dikemukakan pendekatan klasik tidak sepenuhnya
menghasilkan efisiensi produksi dankeharmonisan kerja. Beberapa ahli mencoba
melengkapi teori organisasi
klasik dengan pandangansosiologi dan psikologi.
Dibawah ini adalah beberapa para tokoh pencetus teori aliran
perilaku yakni:
A.Hugo munsterberg ( 1863-1916 )
1. Hugo
Munsterberg (1863 -1916) yaitu Bapak Psikologi Industri. Sumbangannya yang
terpenting adalah berupa pernanfaatan psikologi dalam mewujudkan tujuan-tujuan
produktivitas sarna seperti dengan teori-teori manajemen lainnya. Bukunya
"Psychology and Indutrial Efficiency", ia memberikan 3 cara untuk
meningkatkan produktivitas:
a. Menempatkan seorang pekerja terbaik yang paling
sesuai dengan bidang pekerjaan yang akan dikerjakannya.
b. Menciptakan tata kerja yang terbaik yang
memenuhi syarat-syarat psikologis untuk memaksimalkan produktivitas.
c. Menggunakan pengaruh psikologis agar
memperoleh dampak yang paling tepat dalam mendorong karyawan.
B.Elton Mayo ( 1880-1949 )
Elton Mayo
(1880 -1949) gerakan memperkenalkan hubungannya yang diartikan sebagai satu
gerakan yang memiliki hubungan timbal batik manajer dan bawahan sehingga mereka
secara serasi mewujudkan kerjasama yang memuaskan, dan tercipta semangat dan
efisiensi kerja yang memuaskan. Disini terlihat adanya peran faktor-faktor
sosial dan psikologis dalam memberi dorongan kerja kepada karyawan. Satu hal
yang menarik dari hasil percobaan Mayo dengan kawan-kawan adalah rangsangan
uang tidak ©2003 Digitized by USU digital library menyebabkan membaiknya
produktivitas. Mereka menyatakan dalam meningkatkan produktivitas adalah satu
karena sikap yang dimiliki karyawan yang merasa rnanajer ataupun atasannya
memberikan perhatian yang cukup terhadap kesejahteraan mereka yang dikenal
dengan sebutan "Hawthorne effect", Selain itu, juga ditemukan
pengaruh kehidupan lingkungan sosial dalam kelompok yang lebih informal lebih
besar pengaruhnya terhadap produktivitas. Mayo beryakinan terhadap konsepsnya
yang terkenal dengan "Social man” yaitu seharusnyalah dimotivasi oleh
kebutuhan-kebutuhan sosial dalam hubungan yang lebih efektif daripada
pengawasan ataupun pengendalian manajemen. Konsep "socialmanl”dapat
menggantikan konsep "rational man” yaitu seseorang bekerja didorong
semata-mata oleh kebutuhan ekonomis pribadi yang terkenal dengan julukan
"rational economic man” yang oleh Robert Owen diperkenalkan dengan istilah
"vital machine”. Dalam pendidikan dan pelatihan bagi para manajer dirasa
semakin pentingnya "people management skillsl” daripada "engineering
atau technicall skillsl”, Sehingga konsep dinamika kelompok dalam praktek
manajemen lebih penting daripada manajemen atas dasar kemampuan perseorangan
(individu), Walaupun demikian ada beberapa kelemahan temuan Mayo yang
dinyatakan oleh orang-orang yang beranggapan kepuasan karyawan bersifat
kompleks, karena selain ditentukan oleh lingkungan sosial, juga oleh
faktor-faktor lainnya yaitu tingkat gaji, jenis pekerjaan, struktur dan kultur
organisasi, hubungan karyawan manajemen dan lain-lain. Gerakan hubungan manusia
terus berkembang dengan munculnya pemikiranpemikiran lain yang juga tergolong
dalam aliran perilaku yang labih maju. Penggunaan ilmu-ilmu sosial seperti
Sosiologi, Psikologi, dan Antropologi terus dipergunakan dengan penelitian yang
lebih sempurna, dan para penelitinya lebih dikenal dengan sebutan
"behavioral scientists" daripada 'human relations theorists". Di
antara mereka yang terkenal adalah Argyris, Maslow and Mc Gregor yang lebih
mengutamakan konsep "self actualizing man" daripada hanya sekedar
"social man" dalam memberi dorongan kepada karyawan. Teori Mayo ini
pun kemudian lebih ditingkatkan dengan pendapat bahwa rnanusia tidak hanya
didorong oleh berbagai kebutuhan yang dikenal dengan konsep
"complex-man". Karena tidak ada dua orang yang persis sarna, oleh
sebab itu seorang manajer yang efektif akan berusaha mempelajari
kebutuhan-kebutuhan setiap individu yang terkait dalam organisasinya agar dapat
mempengaruhi individu tersebut.
C. William Ouchi (1943)
William Ouchi,
dalam bukunya "theory Z -How America Business Can Meet The Japanese
Challen ge (1981)", memperkenalkan teori Z pada tahun 1981 untuk
menggambarkan adaptasi Amerika atas perilaku Organisasi Jepang. Teori beliau
didasarkan pada perbandingan manajemen dalam organisasi. Jepang disebut tipe
perusahaan Jepang dengan manajemen dalam perusahaan Amerika -disebut perusahaan
tipe Amerika. Berikut adalah perbedaan organisasi tipe Amerika dan tipe Jepang.
D. Ivan Petrovich Pavlov
Classic
conditioning (pengkondisian atau persyaratan klasik) adalah proses
yangditemukan Pavlov melalui percobaannya terhadap anjing, dimana
perangsangasli dan netral dipasangkan dengan stimulus bersyarat secara
berulang-ulangsehingga memunculkan reaksi yang diinginkan.Ia menemukan bahwa ia
dapat menggunakan stimulus netral, seperti sebuahnada atau sinar untuk
membentuk perilaku (respons).Eksperimen-eksperimen yang dilakukan Pavlov dan ahli
lain tampaknya sangat terpengaruh pandangan behaviorisme, dimana
gejala-gejala kejiwaan seseorang dilihat dari perilakunya.Hal ini sesuai dengan
pendapat Bakker bahwa yang paling sentral dalam hidupmanusia bukan hanya
pikiran, peranan maupun bicara, melainkan tingkahlakunya. Pikiran mengenai
tugas atau rencana baru akan mendapatkan arti
yang benar jika ia berbuat sesuatu.Bertitik tolak dari asumsinya bahwa denganmenggunakan
rangsangan-rangsangan tertentu, perilaku manusia dapat berubahsesuai dengan apa
yang di inginkan. Kemudian Pavlov mengadakan eksperimendengan menggunakan
binatang (anjing) karena ia menganggap binatangmemiliki kesamaan dengan
manusia. Namun demikian, dengan segalakelebihannya, secara hakiki manusia
berbeda dengan binatang.Makanan adalah rangsangan wajar, sedangkan lonceng
rangsangan netral,disebut stimulus netral karena pada awalnya tidak menyebabkan
anjing tersebutmengeluarkan air liur . Ternyata kalau perbuatan yang demikian
dilakukan berulang-ulang, rangsangan buatan ini akan menimbulkan syarat
(kondisi) untuktimbulnya air liur pada anjing tersebut. Dari eksperimen
tersebut, setelah pengkondisian
atau pembiasaan, dapat di ketahui bahwa makanan yang menjadistimulus
alami dapat di gantikan oleh lonceng sebagai stimulus yangdikondisikan (conditioned
stimulus). Ketika lonceng di bunyikan ternyata airliur
anjing keluar sebagai respon-nya. Bunyi lonceng menjadi stimulus
dengan pengkondisian, dan keluarnya air liur anjing disebut respons dengan pengkondisian.Apakah
situasi ini bisa diterapkan pada manusia? Ternyata dalam kehidupansehari-hari
ada situasi yang sama pada anjing. Sebagai contoh, suara lagu dari penjual es creem Walls yang berkeliking dari rumah kerumah. Awalnya mungkin suara itu asing, tetapi
setelah si penjual es creem sering lewat, makanada lagutersebut bisa menerbitkan
air liur.Berdasarkan eksperimen yang dilakukan Pavlov diperoleh kesimpulan
berkenandengan beberapa cara perubahan tingkah laku yang dapat digunakan
dalam proses pembelajaran. Misalnya murid dimarahi karena ujian biologinya buruk.Saat
murid untuk ujian kimia dia juga akan menjadi gugup karena kedua pelajaran
tersebut saling berkaitan.
E.
John Watson
Dr. Watson (kiri) dan Sherlock Holmes
Watson
menyatakan bahwa hanya tingkah laku yang teramati saja yang dapatdipelajari dengan valid dan reliable.
Dengan demikian stimulus dan responharus berbentuk tingkah laku yang dapat
diamati (observable).Watson berpendapat bahwa introspeksi merupakan
pendekatan yang tidak adagunanya. Alasannya adalah jika psikologi dianggap
sebagai suatu ilmu, makadatanya harus dapat diamati dan diukur. Watson
mempertahankan
pendapatnya bahwa hanya dengan mempelajari apa yang dilakukan manusia (perilakumereka)
memungkinkan psikologi menjadi ilmu yang objektif. Watson menolak pikiran sebagai subjek dalam psikologi dan mempertahankan pelaku sebagaisubjek
psikologi. Khususnya perilaku yang observabel atau yang berpotensiuntuk dapat
diamati dengan berbagai cara baik pada aktivitas manusia danhewan. 3 prinsip
dalam aliran behaviorisme:
1.Menekankan respon terkondisi sebagai elemen atau pembangun
pelaku.Kondisi adalah lingkungan external yang hadir dikehidupan. Perilaku
munculsebagai respon dari kondisi yang mengelilingi manusia dan hewan.
2.Perilaku adalah dipelajari sebagai konsekuensi dari pengaruh
lingkunganmaka sesungguhnya perilaku terbentuk karena dipelajari. Lingkungan
terdiridari pengalaman baik masa lalu dan yang baru saja, materi fisik dan
sosial.Lingkungan yang akan memberikan contoh dan individu akan belajar
darisemua itu.
3.Memusatkan pada perilaku hewan. Manusia dan hewan sama,
jadimempelajari perilaku hewan dapat digunakan untuk menjelaskan
perilakumanusia.Pada dasarnya Watson melanjutkan penelitian Pavlov. Dalam
percobaannya,Watson ingin menerapkan classical conditioning pada reaksi
emosional. Hal inididasari atas keyakinannya bahwa personalitas seseorang
berkembang melalui pengkondisian berbagai refleks.Dalam suatu percobaan
yang kontroversial di tahun 1921, Watson dan asistenrisetnya Rosalie Rayner
melakukan eksperimen terhadap seorang balita bernamaAlbert. Pada awal
eksperimen, balita tersebut tidak takut terhadap tikus. Ketika balita
memegang tikus, Watson mengeluarkan suara dengan tiba-tiba
dan keras.Balita menjadi takut dengan suara yang tiba-tiba dan keras
sekaligus takut
terhadap tikus. Akhirnya, tanpa ada suara keras sekalipun, balita
menjadi takutterhadap tikus.Meskipun eksperimen Watson dan rekannya secara
etika dipertanyakan,
hasilnya menunjukkan untuk pertamakalinya bahwa manusia dapat belajar‟
takut terhadap stimuli yang sesungguhnya tidak menakutkan. Namun
ketikastimuli tersebut berasosiasi dengan pengalaman yang tidak
menyenangkan,ternyata menjadi menakutkan. Eksperimen tersebut juga menunjukkan
bahwaclassical conditioning mengakibatkan beberapa kasus fobia (rasa takut),
yaituketakutan yang yang tidak rasional dan berlebihan terhadap objek-objek
tertentuatau situasi-situasi tertentu.Pakar psikologi sekarang dapat memahami
bahwa classical conditioning dapatmenjelaskan beberapa respons emosional
seperti kebahagiaan, kesukaan kemarahan, dan
kecemasan yaitu karena orang tersebut mengalami stimulikhusus. Sebagai contoh,
seorang anak yang memiliki pengalamanmenyenangkan dengan roller coaster
kemungkinan belajar merasakankesenangan justru karena melihat bentuk roller
coaster tersebut. Bagi seorangdewasa yang menemukan sepucuk surat dari teman
dekat di dalam kotak surat,hanya dengan melihat alamat pengirim yang tertera di
sampul kemungkinanmenimbulkan perasaan senang dan hangatnya persahabatan.Pakar
psikologi menggunakan prosedur classical conditioning untuk merawatfobia (rasa
takut) dan perilaku yang tidak diinginkan lainnya seperti kecanduanalkohol dan
psikotropika. Untuk merawat fobia terhadap objek-objek tertentu, pakar psikologi melakukan terapi dengan menghadirkan objek yang ditakutioleh penderita
secara berangsur-angsur dan berulang-ulang ketika penderitadalam suasana
santai. Melalui fase eliminasi (eliminasi stimulus kondisi) , penderita akan kehilangan rasa takutnya terhadap objek tersebut. Dalammemberikan perawatan
untuk alkohol, penderita meminum minuman beralkoholdan
kemudian menenggak minuman keras tersebut sehingga menyebabkan rasasakit di
lambung. Akhirnya ia merasakan sakit lambung begitu melihat ataumencium bau
alkohol dan berhenti meminumnya. Keefektivan dari terapi sepertiini sangat
bervariasi bergantung individunya dan problematika yangdihadapinya.
F. Edward Lee Thorndike
Dalam bukunya
Animal Intelligence (1911) ia menyangkal pendapat bahwahewan memecahkan masalah
dengan nalurinya. Ia justru berpendapat bahwahewan juga memiliki
kecerdasan.Menurut Thorndike, belajar merupakan peristiwa terbentuknya
asosiasi-asosiasiantara peristiwa-peristiwa yang disebut stimulus (S) dengan
respon (R ).Stimulus adalah apa yang merangsang terjadinya kegiatan
belajarseperti pikiran, perasaan, atau hal-hal lain yang
dapat ditangkap melalui alatindera. Sedangkan respon adalah reaksi yang
dimunculkan peserta didik ketika belajar, yang dapat pula berupa pikiran, perasaan, atau gerakan/tindakan.Jadiperubahan tingkah laku akibat kegiatan belajar dapat berwujud konkrit, yaituyang
dapat diamati, atau tidak konkrit yaitu yang tidak dapat diamati.Teori ini
disebut dengan teori koneksionisme atau juga disebut “S-R BondTheory” dan “S-R Psycology of learning” selain itu, teori
ini juga terkenaldengan“Trial and ErrorLearning” Subjek riset
Thorndike termasuk kucing. Untuk melihat bagaimana hewan belajar perilaku
yang baru, Thorndike menggunakan ruangan kecil yang ia sebut puzzle box (kotak teka-teki). Seekor kucing lapar ditempatkan berbentuk
kotak berjeruji yang
dilengkapi dengan
peralatan, seperti pengungkit,
gerendel, pintu,dan tali
yang menghubungkan pengungkit dengan gerendel tersebut. Peralatanini ditata
sedemikian rupa sehingga memungkinkan kucing tersebut memperolehmakanan yang
tersedia didepan sangkar tadi dan jika hewan itu melakukanrespons yang benar
(seperti menarik tali, mendorong tuas, atau mendaki tangga), pintu akan terbuka dan hewan tersebut akan diberi hadiah makanan yangdiletakkan
tepat di luar kotak.Ketika pertama kali hewan memasuki kotak teka-teki,
memerlukan waktu lamauntuk dapat memberi respons yang dibutuhkan agar pintu
terbuka.
Mula-mulakucing tersebut mengeong, mencakar, melompat, dan
berlari-larian, namungagal membuka pintu untuk memperoleh makanan yang ada
didepannya.Akhirnya, entah bagaimana, secara kebetulan kucing itu berhasil
menekan pengungkit dan terbukalah pintu sangkar tersebut, pada akhirnya hewantersebut
dapat melakukan respons yang benar dan menerima hadiahnya: lolosdan
makananKetika Thorndike memasukkan hewan yang sama ke
kotak teka-teki secara berulang-ulang, hewan tersebut akan melakukan respons yang benar semakincepat.
Dalam waktu singkat, hewan-hewan tersebut hanya membutuhkan waktu beberapa
detik untuk lolos dan mendapatkan hadiah.Thorndike menggunakan kurva waktu
belajar tersebut untuk membuktikan bahwa hewan tersebut bukan menggunakan nalurinya untuk dapat lolos danmendapatkan
hadiah dari kotak, namun melalui proses trial and error (mencoba-salah-mencoba
lagi sampai benar).
Menurut Thorndike, ada beberapa hukum pokok dalam proses belajar
manusia,antara lain:
1.Law of Readiness,yaitu kesiapan untuk bertindak
itu timbul
karena penyesuaian diri dengan sekitarnya yang akan memberikan kepuasan,hubungan
antara stimulus dan respon akan mudah terbentuk apabila adakesiapan pada diri
seseorang.
2.Law of Exercise,hubungan antara stimulus dan respon
itu akan sangat
kuat bila sering dilakukan pelatihan dan pengulangan, dan akan menjadi lemah
jika latihan tidak diteruskan.
3. Law of Effect, yaitu perbuatan yang diikuti
dengan dampak atau pengaruhyang memuaskan cenderung ingin diulangi lagi dan
yang tidakmendatangkan kepuasan akan dilupakan.
G. B.F Skinner
Skinner meyakini bahwa perilaku individu dikontrol melalui
proses operantconditioning
dimana seseorang dapat mengontrol tingkah laku
organismemelalui pemberian reinforcement yang bijaksana dalam lingkungan yang
relatif besar.
Operant Conditioning adalah suatu proses perilaku
operant (penguatan positifatau negatif) yang dapat mengakibatkan perilaku
tersebut dapat berulangkembali atau menghilang sesuai dengan keinginan.Azas
operant conditioningB.F Skinner mulai muncul dalam tahun 1930-an, padawaktu
keluarnya teori-teori S-R (Stimulus-Respons) yang kemudian dikenaldengan model
konditioning klasik dari Pavlov yang pada saat itu telah
memberi pengaruh yang kuat dalam pelaksanaan penelitian. Munculnya teori OperantConditioning
ini sebagai bentuk reaksi ketidak puasan Skinner atas teori S-R,
umpamanya pada pernyataan “Stimulus terus menerus
memiliki sifat-sifat kekuatan yang tidak mengendur”
(Gredler, 1991 : 115). Dengan kata lain suatu stimulus bervariasi serta akan
terjadi pengulangan bila terdapat penguatan(reinforcement). Pengulangan
respons-respons tersebut merupakan tahapan-tahapan dalam proses mngubah atau
pembentukan tingkah laku. Sedangkansecara menyeluruh, istilahOperant
conditioning diartikan sebagai suatu situasi belajar dimana suaturespons lebih
kuat akibat reinforcement langsung (Wasty, 1998 : 126).Kemudian margaret E.
Bell Gredler dalam kesimpulannya mengartikan operantconditioning sebagai proses
mengubah tingkah laku subjek dengan jaalanmemberikan penguatan (reinforcement)
atas respons-respons yang dikehendakidengan kehadiran stimulus yang cocok
(Gredler, 1991 :125).
Dari beberapa definisi di atas, dapat diambil suatu pemahaman
bahwa penciptaan suatu kondisi dalam rangka pengubahan tingkah laku subjek, yangrelatif
sesuai dengan yang dikehendaki (misalnya, oleh guru atau pemimpin pendidikan) yaitu dengan mencermati dan mengontrol respons yang muncul,kemudian
setiap respons tersebut diberikan penguatan (reinforcement).
Seperti halnya Throndike, Skinner menganggap “reward” atau “reinforcementsebagai faktor
terpenting dalam proses belajar. Skinner berpendapat bahwatujuan psikologi
adalah meramal dan mengontrol tingkah laku
(Wasty, 1998 :119). Dengan demikian tingkah laku yang diinginkan terjadi,
dapatdigambarkan dan dibentuk secara nyata melalui pemberian reinforcement
yangsesuai.Menurut Skinner tingkah laku sepenuhnya ditentukan oleh stimulus,
tidakada faktor perantara lainnya. Rumus Skinner : B (behaviour) = F (fungsi)
dari S(stimulus) (B = F (S). Tingkah laku atau respons (R) tertentu akan
timbulsebagai reaksi terhadap stimulus tertentu (S). Respons yang dimaksud di
siniadalah respons yang berkondisi yang dikenal dengan respons operant
(tingkahlaku operant). Sedangkan stimulusnya adalah stimulus operant(Sudjana,
1991 :85). Oleh
karena itu belajar menurut Skinner diartikan sebagai perubahantingkah laku yang
dapat diamati dalam kondisi yang terkontrol secara baik.Terdapat dua macam penguat yang dapat diberikan dalam rangkamemotivasi atau
memodifikasi tingkah laku.Pertama, reinforcement positif yakni sesuatu atau
setiap penguat yangmemperkuat hubungan stimulus respons atau sesuatu yang dapat
memperbesarkemungkinan timbulnya suatu respons atau dengan kata lain sesuatu yang
dapatmemperkuat tingkah laku. Kedua, Reinforcement negatif (punishment)
yaknisesuatu yang dapat memperlemah timbulnya respons-respons (Rohani, 1995
:13). Artinya setiap penguat yang dapat memperkuat tingkah laku respons tetapi bersifat aversif (menimbulkan kebencian dan penghindaran), misalnya : ujiantiba-tiba. Stimulus
negatif dapat menimbulkan respons emosional bahkan dapatmelenyapkan
(extinction) tingkah laku atau respons (Gredler : 1991 : 130).Macam dari sifat
reinforcement ini, merupakan pilihan atau opsi bagi para gurusebagaii pemilik
reinforcement (Baker, 1983 : 121), untuk menerapkannya dilapangan baik dalam
konteks kelas maupun terhadap individu dalam kelas.Disinilah kemampuan
profesionalisme dan pengalaman seorang guru sangatmenentukan, karena bukan
suatu hal yang mustahil reinforcement negatif justrumelahirkan respons (tingkah
laku) positif. Tetapi Skinner lebih menekankankepada pemberian reinforcement
positif.Dalam salah satu eksperimennya, Skinner menggunakan seekor tikus
yangditempatkan dalam sebuah peti yang disebut dengan Skinner Box. KotakSkinner
ini berisi dua macam komponen pokok, yaitu manipulandum dan alat pemberi
reinforcement yang antara lain berupa
wadah makanan. Manipulandumadalah
komponen yang dapat dimanipulasi dan gerakannya berhubungan
denganreinforcement. Komponen ini terdiri dari tombol, batang jeruji, dan
pengungkit.Dalam eksperimen tadi mula-mula tikus itu mengeksplorasi peti
sangkar dengancara lari kesana kemari, mencium benda-benda yang ada
disekitarnya, mencakardinding, dan sebagainya. Tingkah laku tikus yang demikian disebut
dengan „‟emmited behavior ” (tingkah laku yang terpancar ), yakni tingkah
laku yangterpancar dari organism tanpa memedulikan stimulus tertentu. Kemudian
salahsatu tingkah laku tikus (seperti cakaran kaki, sentuhan moncong) dapat
menekan pengungkit. Tekanan pengungkit ini mengakibatkan munculnya butir-butirmakanan
ke dalam wadahnya.
Butir-butir makanan yang muncul merupakan reinforce bagi tikus
yang disebutdengan tingkah laku operant yang akan terus meningkat apabila
diiringireinforcement, yaitu penguatan berupa butiran-butiran makanan kedalam
wadahmakanan.Teori belajar operant conditioning ini juga tunduk pada dua hukum
operantyang berbeda lainnya, yaitu law operant conditioning dan law
extinction.Menurut hukum operant conditioning, jika suatu tingkah diriingi oleh
sebuah penguat (reinforcement), maka tingkah laku tersebut meningkat. Sedangkan
menurut hukum law extinction, jika suatu tingkah laku yang diperkuat denganstimulus
penguat dalam kondisioning, tidak diiringi stimulus penguat, makatingkah laku
tersebut akan menurun atau bahkan musnah. Kedua hukum ini pada dasarnya juga memiliki kesamaan dengan hukum pembiasaan klasik(classical
conditioning). Skinner membedakan perilaku atas :
1.Perilaku alami (innate behavior), yang kemudiandisebut juga
sebagai clasicalataupun respondent behavior, yaitu perilaku yangdiharapkan
timbul olehstimulus yang jelas ataupun spesifik, perilaku yangbersifat
refleksif.
2.Perilaku operan (operant behavior), yaitu perilakuyang
ditimbulkan olehstimulus yang tidak diketahui, namun semata-mataditimbulkan
olehorganisme itu sendiri setelah mendapatkan penguatan.
Skinner yakin jika kebanyakan perilaku manusia dipelajari lewat
OperantConditioning atau pengkondisian operan, yang kuncinya adalah
penguatansegera terhadap respons. Operant Conditioning adalah suatu proses
penguatan perilaku yang dapat mengakibatkan perilaku tersebut dapat berulang kembaliatau
menghilang sesuai dengan keinginan.
Skinner membuat mesin untuk percobaanya dalam Operant Conditioning
yangdinamakan dengan"Skinner Box" dan tikus yang merupakan subjek
yang seringdigunakandalam percobaanya.Dalam percobaannya tersebut yang
dilakukan oleh Skinner dalam Laboratorium,seekor tikus yang lapar
diletakkan dalam Skinner Box, kemudian binatangtersebut akan akan menekan sebuah
tuas yang akan membukakan dulangmakanan, sehingga diperoleh penguatan dalam
bentuk makanan. Di dalamsetiap keadaan, seekor binatang akan memperlihatkan
bentuk perilaku tertentu;tikus tadi misalnya, akan memperlihatkan perilaku
menyelidik pada saat pertama kali masuk kedalam Box, yaitu dengan mencakar-cakar dinding danmembauinya
sambil melihat-lihat kesekelilingnya. Secara kebetulan,
dalam perilaku menyelidik tersebut tikus menyentuh tuas makanan dan makanan pun berjatuhan.Setiap kali tikus melakukanhal ini akan mendapatkan makanan; penekanan tuas diperkuat dgn penyajian makanan tersebut, sehingga tikustersebut
akan menghubungkan perilaku tertentu dengan penerimaan,imbalan berupa makanan tadi. Jadi, tikus tersebut akan belajar bahwa setiap kalimenekan
tuas dia akan mendapatkan makanan dan tikustersebut akan sering kalimengulangi
perilakunya, sampai ada proses pemadaman atau penghilangan dengan menghilangkan
penguatannya.
Dalam
eksperimen Skinner tersebut terdapat istilah Penguatan atau dapatdisebut sebagai
reinforcement yaitu, setiap
kejadian yang meningkatkan ataupun mempertahankan kemungkinan adanya respon terhadap kemungkinan responyang
diinginkan. Biasanya yangberupa penguat adalah sesuatu yang dapatmenguatkan
dorongan dasar (basicdriver, seperti makanan yang dapatmemuaskan rasa lapar
atau air yang dapat menguatkan rasa haus) namun tidakharus selalu demikian.Pada
manusia, penguatan sering salah sasaran sehingga pembelajaran menjaditidak
effisien. Masalah lain dengan pengkondisian manusia adalah penentuanmanakah
konsekuansi-konsekuensi yang menguatkan dan manakah yangmelemahkan. Karena
bergantung pada sejarah individu, penguatan dan disiplinterkadang dapat menjadi
penguatan sedangkan ciuman dan pujian dapat menjadihukuman.
Kelebihan Aliran Prilaku
*Penekanan
kebutuhan sosial dalam aliran hubungan manusiawi melengkapi pendekatan klasik
sebagai usaha meningkatkan produktivitas.
*Mengilhami
pembahasan selanjutnya tentang motivasi manusia.
Kelemahan Aliran Prilaku
*Konsep
“makhluk sosial” tidak menggambarkan secara lengkap individu-individu dalam
tempatnya bekerja.
*Perbaikan
kondisi kerja dan kepuasan karyawan tidak menghasilkan peningkatan produksi
yang dramatik seperti yang diharapkan.
*Lingkungan
sosial tempat kerja hanya merupakan salah satu faktor; produktivitas dan
kepuasan kerja menjadi semakin kompleks.
Kesimpulan
Manajer
saat ini dituntut mempelajari dan memahami semua teori manajemen yang
dihasilkan oleh berbagai aliran, karena manajer bisa memilih teori yang paling
sesuai untuk menghadapi situasi tertentu. Disamping itu seorang manajer dapat
saja menggabungkan dan memanfaatkan teori dan konsep yang paling cocok atau
pendekatan untuk menghadapi masalah sederhana maupun yang kompleks dan
pendekatan-pendekatan ini yang menggambarkan kedudukan dan peranan manajemen
saat ini dan di masa datang.
Ada
beberapa alasan untuk mengetahui dan mempelajari perkembangan ilmu manajemen
yang akan diuraikan di bawah ini yaitu antara lain:
1. Membentuk pandangan kita
mengenai organisasi. Mempelajari teori manajemen juga memberi petunjuk kepada
kita di mana kita mendapatkan beberapa ide mengenai organisasi dan manusia di
dalamnya.
2.Membuat kita sadar mengenai
lingkungan usaha. Mempelajari berbagai teori manajemen berdasarkan
perkembangannya, kita dapat memahami bahwa setiap teori adalah karena
berdasarkan lingkungannya yaitu ekonomi, sosial, politik dan pengaruh teknologi
yang dirasakan pada waktu dan tempat terjadinya peristiwa tertentu. Pengetahuan
ini membantu setiap orang untuk memahami apa sebabnya teori tertentu cocok
terhadap keadaan yang berbeda.
3.Mengarahkan
terhadap keputusan manajemen. Mempelajari evolusi manajemen membantu memahami
proses dasar sehingga dapat memilih suatu tindakan yang efektif. Pada
hakekatnya suatu teori merupakan asumsi-asumsi yang koheren/logis, untuk
menjelaskan beberapa fakta yang diobservasi. Teori yang absah, dapat
memprediksi apa yang akan terjadi pada situasi tertentu. Dengan adanya
pengetahuan ini, kita bisa menerapkan teori manajemen yang berbeda terhadap situasi
yang berbeda.
4 Merupakan sumber ide
baru. Mempelajari perkembangan teori manajemen memungkinkan kita pada suatu
kesempatan mengambil pandangan yang berbeda dari situasi sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
https://idtesis.com/kelebihan-kekurangan-teori-organisasi-klasik/
http://www.academia.edu/8234921/TEORI_BELAJAR_BEHAVIORISME
No comments:
Post a Comment