Friday, October 20, 2017

Definisi manajemen menurut para ahli yang dibagi berdasarkan alirannya

1.ALIRAN KLASIK
Teori Klasik dari manajemen (dalam Kamaluddin 1989:21) klasifikasi darikeempat fungsi manajemen adalah Perencanaan, Penggorganisasian, Penggerakandan Pengawasan berasal dari aliran ini.Titik pusat utama dari aliran ini adalahmanajer sebagai pembuat rencana-rencana dan secara langsung berusaha terhadap pencapaian tujuan-tujuan organisasi.Perspektif manajemen klasik yang terdiri dari kelompok manajemenilmiah dan administrasi telah memberikan kontribusi berharga bagi duniamanajemen, dan memberikan dasar-dasar bagi pengembangan teori manajemenselanjutnya.Prosedur dan birokrasi juga termasuk kontribusi berharga darikelompok manajemen klasik ini. Akan tetapi, harus diakui salah satu kelemahan perspektif dari kelompok ini adalah bahwa mereka kurang memperhatikan aspekkemanusiaan sebagai salah satu aspek penting dalam organisasi (dalam ErniTisnawati Sule.2005: 37).
Dibawah ini adalah beberapa para tokoh pencetus teori klasik, yakni:


A. Robert Owen (1771 -1858)

Robert Owen adalah orang yang menentang praktek-praktek memperkerjakan anak-anak usia 5 atau 6 tahun dan standar kerja 13 jam per hari. Tersentuh dengan kondisi kerja yang amat menyedihkan itu, beliau mengajukan adanya perbaikan temadap kondisi kerja ini. Pada tahun-tahun awal revolusi industri, ketika para pekerja dianggap instrumen yang tidak berdaya, Owen melihat rneningkatkan kondisi kerja di pabrik, rnenaikkan usia minimum kerja bagi anak-anak, mengurangi jam kerja karyawan, menyediakan makanan bagi karyawan pabrik, mendirikan toko-toko untuk menjual keperluan hidup karyawan dengan harga yang layak, dan berusaha memperbaiki lingkungan hidup tempat karyawan tinggal, dengan membangun rumah-rumah dan membuat jalan, sehingga lingkungan hidup dan pabrik rnenjadi menarik. Sebab itu, beliau disebut "Bapak Personal Manajemen Modem". Selain itu, Owen lebih banyak memperhatikan pekerja, karena menurutnya, investasi yang penting bagi manajer adalah sumber daya manusia. Selain mengenai perbaikan kondisi kerja, beliau juga rnembuat prosedur untuk meningkatkan produktivitas, seperti prosedur penilaian kerja dan bersaing juga secara terbuka.
B.  Charles Babbage (1792 -1871)

 Charles Babbage adalah seorang guru besar matematika yang tertarik pada usaha penilaian efisiensi pada operasional suatu pabrik, dengan menerapkan prinsip-prinsip ilmiah agar terwujud peningkatan produktivitas dan penurunan biaya. Beliau pertarna kali mengusulkan adanya pembagian kerja berdasarkan spesialisasi pekerjaan yang sesuai dengan keterampilan tertentu, sehingga pekerjaan dibuat rutin dan lebih mudah dapat dikendalikan dengan alat kalkulator. Babbage merupakan penemu kalkulator mekanis pada tahun 1822, yang disebut "rnesin penambah dan pengurang (Difference Machine)", Prinsip-prinsip dasamya digunakan pada mesin-mesin hitung hampir seabad kemudian. Pada tahun 1833 beliau menyusun sebuah Mesin analitis (Analysical Machine), yaitu sebuah komputer otomatis dan merupakan dasar komputer modern, sehingga beliau sering dinamakan Bapak Komputer". Tulisannya dituangkan dalam bukunya yang beljudul "On the Economy Of Machinery and Manufactures" (1832). Beliau juga tertarik pada prinsip efisiensi dalam pembagian tugas dan perkembangan prinsip-prinsip ilmiah, untuk menentukan seorang manajer harus memakai fasilitas, bahan, dan tenaga kerja supaya rnendapatkan hasil yang sebaik-baiknya. Disamping itu Babbage sangat memperhatikan faktor manusia, dia menyarankan sebaiknya ada semacam sistem pembagian keuntungan antara pekerja dan pemilik pabrik, sehingga para pekerja memperoleh bagian keuntungan pabrik, apabila mereka ikut menyumbang dalam peningkatan produktivitas. Beliau menyarankan para pekerja selayaknya menerirna pembayaran tetap atas dasar sifat pekerjaan mereka, ditambahkan dengan pembagian keuntungan, dan bonus untuk setiap saran yang mereka berikan dalam peningkatkan produktivitas.
C. Max Weber (1864 – 1920)

Max Weber beranggapan bahwa dalam semua organisasi pasti mempunyai orientasi pada sasaran yang terdiri dari ribuan individu yang memerlukan pengendalian peraturan dari semua aktifitasnya. Untuk itu Weber mengembangkan sebuah teori mengenai manajemen Birokrasi yang menekankan pada kebutuhan akan hierarki yang ditetapkan dengan ketat untuk mengatur peraturan dan wewenang dengan jelas.

D.  Oliver Sheldon (1894 -1951)

Filsafat rnanajemen yang pertama kali ditulis dalam bukunya pada tahun 1923, yang menekankan tentang adanya tanggung jawab sosial dalam dunia , usaha, sehingga etika sarna pentingnya dengan ekonomi alam manajemen, dalam arti melakukan pelayanan barang dan jasa yang tepat dengan harga yang wajar kepada masyarakat. Manajemen juga harus memperlakukan pekerja dengan library adil dan jujur. Beliau menggabungkan nilai-nilai efisiensi manajemen ilmiah dengan etika pelayanan kepada masyarakat.
Ada 3 prinsip dari Oliver, yaitu :
a. Kebijakan, keadaan dan metoda industri haruslah sejalan dengan kesejahteraan masyarakat.
b. Manajemen seharusnyalah mampu menafsirkan sangsi moral tertinggi masyarakat sebagai keseluruhan yang memberi makna praktis terhadap gagasan keadilan sosial yang diterima tanpa prasangka oleh masyarakat.
c. Manajemen dapat mengambil prakarsa guna meningkatkan standar etika yang umum dan konsep keadilan sosial.
Kelebihan aliran klasik
1.Memberikan kontribusi mengenai pembentukan organisasi secara Birokrasi atas dasar hierarki yang sampai saat ini masih banyak digunakan oleh ornanisasi-organisasi modern
2.Memberikan anatomi organisasi formal dengan empat unsure pokok yang selalu muncul dalam organisasi formal:
*Sistem kegiatan yang terkoordinasi
*Kelompok orang
*Kerjasama
*Kekuasaan & Kepemimpinan
3.Memberikan tiang dasar penting dalam organisasi formal yaitu:
*Pembagian kerja (untuk koordinasi)
*Proses Skalar & Fungsional (proses pertumbuhan vertical dan horizontal)
*Struktur (hubungan antar kegiatan)
*Rentang kendali (berapa banyak atasan bisa mengendalikan bawahan).
 4.Adanya prinsif pembidangan tugas yang jelas (jurisdictional areas), umumnya diatur oleh hukum/peraturan-peraturan administrasi, yaitu:
*Adanya pembagian tugas yang jelas bagi apparatus birokrasi,
*Adanya pendelegasian wewenang,
*Setiap tugas yang dilaksanakan menuntut keahlian/keterampilan (spesialisasi).  Sehingga orang yang dapat diangkat menjadi aparat birokrasi adalah mereka yang mempunyai keahlian (kualifikasi).
*Karena pemberian / pembagian tugas sesuai dengan kemampuan yang talah dimiliki sehingga tidak banyak waktu terbuang yang diperlukan untuk belajar dari pengalaman-pengalaman yang baru.
*Terdapat spesialisasi kerja sehingga tidak banyak waktu yang terbuang untuk seseorang berpindah dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain, karena jika seseorang berpindah pekerjan orang tersebut harus menyesuaikan kembali pada pekerjaan barunya sehingga akan menghambat kemajuan dan ketrampilan pekerja
*Kecakapan dan keahlian seseorang bertambah karena seorang pekerja bekerja terus-menerus dalam tugasnya yang telah dispesialisasi sehinga kemampuan kerjanya semakin terlatih dan semakin mahir dengan bidangnya
*Adanya perhatian terhadap tenaga kerja dan peralatan (mesin) yang digunakan, sehingga kesehatan, kompensasi, tunjangan dan kelayakan tenaga kerja dan mesin terjamin sehinga dapat menghasilkan produktifitas yang maksimal
*Adanya sistem peraturan yang mengatur hak dan kewajiban dengan jelas sehingga mendorong semua pihak untuk disiplin dan teratur
5.  Adanya jenjang wewenang yang terumus dengan jelas sehingga dengan adanya wewenang pekerjaan akan cepat terselesaikan karena adanya perintah dari atasan. Selain itu  seetiap bawahan juga  hanya akan  menerima instruksi dari seorang atasan sehingga mereka tidak akan bigung dan saling lempar tanggung jawab.
6.  Adanya sistem keadilan sehingga mereka akan memperoleh perlakuan yang sama sesuai dengan kedudukan masing-masing individu
7.  Bawahan diberi kekuasaan dan kebebasan di dalam mengeluarkan pendapatnya, menjalankan dan menyelesaikan rencananya, sehingga mereka akan dapat mengeluarkan ketrampilan dan kemampuan yang ia miliki
Keterbatasan Aliran Klasik
1.Dalam teori ini menjelaskan bahwa hanya ada 1 syarat / cara terbaik untuk menyelesaikan semua situasi. Padahal pada kenyataannya suatu cara / syarat / ketentuan hanya bisa digunakan pada situsi tertentu tau hanya pada situasi normal.
2.Menganggap manusia sebagai mesin yaitu manusia akan bekerja keras dan terus menerus jika diberi imbalan yang lebih. Padahal kenyataanya tidak begitu, manusia mempunyai perasaan cinta, rindu, sakit, dan sebagainya yang walaupun di beri imbalan padasaat tertentu mereka menolaknya
3.Teori ini juga beranggapan bahwa jika pekerjaan seseorang semakin dispesialisasi, maka produktifitas mereka akan semakin bagus dan banyak (tinggi). Namun pada kenyataannya terdapat titik jenuh yang menurunkan produktifitas dari spesialissi kerja mnusia tersebut karena manusia mempunyai rasa bosan dan jenuh
4.Merangsang berfikir yang mengutamakan konformitas dan formalitas
5.Merupakan rutinitas yang membosankan padahal manusia mempunyai titik jenuh atau bosan terhadap suatu pekerjaan yan diulang terus-menerus secara monoton
6.Ide-ide inovatif tidak sampai kepada pengambil keputusan karena panjangnya jalur komunikasi hal ini disebabkan karena adanya sistem birokrasi yang panjang
7.Tidak memperhitungkan organisasi nonformal yang seringkali berpengaruh terhadap organisasi formal
8.Dijalankan secara berlebihan yaitu organisasi dijalankan secara terus-menerus kerena mengejar produktifitas tinggi tanpa menganggap perasaan manusia yang adakalanya jenuh, bosan, rindu, galau, dan sebagainya
9.Terlalu banyak aturan yang berbelit-belit
10. Kecenderungan menjadi orwelian yaitu keinginan birokrasi mencampuri (turut melaksanakan, bukan mengendalikan urusan.
Perkembangan awal teori manajemen ada dua aliran yang mengawali munculnya aliran klasik , yaitu:
1.1. Teori Manajemen Ilmiah
A. The Gilbreths (Frank B. Gilbreth : 1868 -1924 dan Lilian Gilbreth : 1878 -1972)


 Suami istri ini selain rnempelajari masalah gerak dan kelelahan, juga tertarik dengan usaha membantu pekerja menampilkan potensinya secara penuh sebagai makhluk manusia. Setiap langkah yang dapat rnenghasilkan gerak dapat mengurangi kelelahan. Mereka juga terkenaI dengan tiga peran dari setiap pekerja yaitu sebagai pelaku, pelajar dan pelatihan yang senantiasa mencari kesempatan baru, atau terkenal dengan konsep "three position plan of promotion". Banyak manfaat dan jasa yang diberikan oleh manajemen ilmiah, namun satu hal penting dilupakan oleh manajemen ini, yaitu kebutuhan sosial manusia dalam berkelompok, karena terlalu mengutamakan keuntungan dan kebutuhan ekonomis dan fisik perusahaan dan pekerjaan. Aliran ini melupakan kepuasan pekerjaan pekerja sebagai manusia biasa. Perhatian Lilian Gilbreth tertuju pada aspek manusia dari kerja dan perhatian suamianya pada efisiensi -yaitu usaha untuk menemukan cara satu-satunya yang terbaik dalam melaksanakan tugas tertentu. Dalam menerapkan prinsipprinsip manajemen ilmiah, harus memandang para pekerja dan mengerti kepribadian serta kebutuhan mereka. Ketidakpuasan di antara pekerja karena kurang adanya perhatian dari pihak manajemen terhadap pekerja.
B. HenryL Gant (1861 -1919)

Sumbangan Henay L. Grant yang terkenal adalah sistem bonus harian dan bonus ekstra untuk para mandor. Beliau juga memperkenalkan sistem "Charting" yang terkenal dengan "Gant Chart". ©2003 Digitized by USU digital library Ia menekankan pentingnya mengembangkan minat hubungan timbal balik antara manajernen dan para karyawan, yaitu kerja sarna yang harmonis. Henry beranggapan bahwa unsur manusia sangat penting sehingga menggarisbawahi pentingnya mengajarkan, mengembangkan pengertian tentang sistem pada pihak karyawan dan manajemen, serta perlunya penghargaan dalam segala masalah manajemen. Metodenya yang terkenal adalah rnetode grafis dalam menggambarkan rencana-rencana dan memungkinkan adanya pengendalian manajerial yang lebih baik. Dengan rnenekankan pentingnya waktu maupun biaya dalam merencanakan dan rnengendalikan pekerjaan. Hal ini yang menghasilkan terciptanya "Gantt Chart" yang terkenal tersebut. Teknik ini pelopor teknikteknik modern seperti PERT (Program Evaluation and Review Techique).
C.Harrington Emerson ( 1853-1931 )

Harrington Emerson  menemukan pemborosan dan ketidak-efisiennan merupakanmasalah yang terdapat di dalam sistem industri. Oleh karena itu Emerson mengemukakan 12 prinsip-prinsip efisiensi yang sangat terkenal yaitu:
1. Tujuan dirumuskan dengan jelas
2.Kegiatan yang dilakukan masuk akal
3. Adanya staf yang cakap.
4. Disiplin.
5. Balas jasa yang adil.
6. Laporan-laporan yang terpercaya, segera, akurat dan ajeg– sistem indormasi dan akuntansi.
7. Pemberian perintah–perencanaan dan pengurutan kerja.
8. Adanya standar-standar dan skedul-skeul – metoda dan waktu setiap kegiatan.
9. Kondisi yang distandardisasi.
10. Operasi yang distandardisasi.
11. Instruksi-instruksi praktis tertulis yang standar.
12. Balas jasa efisiensi-rencana insentif.
Kelebihan Teori manajemen Ilmiah:
*Teknik-teknik efisiensi menyebabkan kegiatan dapat dilaksanakan lebih efisien.
*Seleksi dan pengembangan ilmiah karyawan menimbulkan kesadaran pentingnya kemampuan dan latihan untuk meningkatkan efektivitas karyawan.
*Desain kerja mendorong manajer mencari „cara terbaik” pelaksanaan tugas
Keterbatasan Teori manajemen Ilmiah
*Kenaikan produktivitas sering tidak diiringi kenaikan pendapatan.
*Perilaku manusia bermacam-macam menjadi hambatan.
*Pendekatan rasional hanya memuaskan kebutuhan ekonomis dan fisik, tidak memuaskan kebutuhan sosial karyawan.
*Manajemen ilmiah mengabaikan keinginan manusia terhadap kepuasan kerja.
1.2.Teori Organisasi Klasik
A. ChesterL. Barnard (1886 -1961)

Berdasarkan kesukaannya dalam bacaan-bacaan sosiologi dan filsafat, kemudian Bernard merumuskan berbagai teori tentang kehidupan organsasi. Menurut dia rnanusia itu masuk organisasi karena ingin mencapai tujuan pribadinya melalui pencapaian tujuan organisasi yang tak mungkin dapat dicapainya sendiri. Chester L. Bernard beasumsi bahwa perusahaan akan berjalan efisien dan hidup terus, apabila dapat menyeimbangkan antara pencapaian tujuan dan kebutuhan individu. Beliau juga menyatakan peranan organisasi informal sangat menentukan suksesnya suatu tujuan perusahaan. Bukunya yang terkenal berjudul "The Functions of the Executive" (1983). Yang menulis tentang rnanajer berdasarkan suatu pendekatan sistem sosial, untuk mengerti dan menganalisis fungsi-fungsi eksekutif. Ia juga memperhatikan tugas-tugas utama eksekutif dalam kegiatan beroperasi perusahaan. Adapun tugas eksekutif adalah memelihara suatu sistem usaha kerja sarna dalam organisasi formal. Ada beberapa alasan dalam logika analisisnya hila dilihat dalam langkah-langkah yang disajikan pada bukunya sebagai berikut
1. Adanya pembatasan fisis dan biologis terhadap setiap individu membuat mereka bekerjasama dalam kelompok ; meskipun ada pembatasanpembatasan dasar bersifat fisis dan biologis, adanya kerja sarna membuat batasan psikologis dan sosial yang ada pada setiap individu inilah yang mernainkan peran dalam mendorong kerjasama.
 2. Adapun tindakan kerjasama mendorong terbentuknya sistem kerjasama beberapa unsur-unsur fisis, biologis, kepribadian, dan sosial (Barnard mencontohkan kelas dalam kuliah sebagai suatu sistem kerjasama, yang terdiri dari unsur-unsur seperti ruangan, bangku, papan tuns, manusia sebagai makhluk hidup, pribadi-pribadi, pertukaran pendapat, dan sebagainya). Adanya kelanjutan kerjasama biasanya tergantung pada efektivitas (apakah tujuan kerjasama itu tercapai ?) dan efisiensi (apakah tujuan itu dapat dicapai dengan ketidakpuasan dan pengorbanan yang seminimum mungkin dari pihak anggota yang bekerjasama ?).
 3. Setiap sistem kerjasama dibagi ke dalam dua bagian yaitu : "Organisasi", yang merupakan interaksi-insteraksi dari individu yang berada di dalam sistem itu, dan "unsur-unsur lainnya".
 4. Organisasi dapat dibagi ke dalam dua jenis, pertama : organiasi "formal", yaitu kumpulan interkasi sosial yang memang dikoordinasikan dan mempunyai tujuan bersama. Kedua adalah organisasi "informal", yaitu interaksi-interaksi sosial tanpa tujuan bersama dan tidak dikoordinasikan secara sengaja.
5. Organisasi formal dapat berlangsung hanya bila orang-orang yang
didalamnya (a) dapat saling berkomunikasi,
(b) mau memberi sumbangan pikiran kepada kegiatan kelompok,
(c) memiliki kesadaran mempunyai tujuan umum.
6. Setiap organisasi formal harus memiliki unsur-unsur :
(a) sistem fungsionalisasi sehingga orang-orang dapat berspesialisasi dengan dibentuknya departementasi
(b) adanya sistem perangsang yang efektif dan efisien yang akan mendorong setiap orang menyumbang ke pikirannya kepada kegiatan kelompok
(c) sistem kekuasaan ("otoritasf') yang menyebabkan setiap anggota kelompok menerima keputusankeputusan para eksekutif
(d) sistem pengambilan keputusan yang logis sehingga tujuan dapat tercapai dengan baik.
7. Adapun tugas eksekutif dalam organisasi formal adalah
(a) menjaga hubungan komunikasi organisasi melalui suatu skema organisasi, ditambahkan dengan adanya bawahan yang setia, bertanggung jawab, dan mampu bekerja, serta satu organisasi informal" yang baik
(b) membuat perlindungan terhadap pekerjaan pokok dari individu –individu di dalam organisasi (c) adanya perumusan dan penentuan tujuan perusahaan.
8. Fungsi-fungsi eksekutif mernasuki proses melalui pekerjaan eksekutif dalam mengintegrasikan keseluruhannya dan dalam menemukan keseimbangan di antara kekuatan-kekuatan dan kejadian-kejadian yang berlawanan.
9. Untuk mengefektifkan eksekutif, adanya suatu tata kepemimpinan yang mempunyai tanggung jawab tinggi; sebagaimana telah dinyatakannya bahwa Kerjasamalah, dan bukan kepemimpinan, yang rnembuat proses kreatif; tetapi kepemimpinan merupakan suatu kekuatan yang sangat diperlukan.
B. Mary Parker Folett (1868-1933)

Mari percaya bahwa adanya hubungan yang harmonis antara karyawan dan manajemen brdasar persamaan tujuan, namun tidak sepenuhnya benar untuk memisahkan atasan sebagai pemberi perintah dengan bawahan sebagai penerima perintah. Beliau menganjurkan kedudukan kepemimpinan dalam organisasi, bukan hanya karena kekuasaan yang bersumber dari kewenangan formil, tapi haruslah berasal dari pada pengetahuan dan keahliannya sebagai manajer.


C.James D. Mooney (1884 – 1957)

James D. Mooney adalah seorang eksekutif General Motor, dia mendefinisikan organisasi sebagaikelompok, dua orang atau lebih yang bergabung untuk tujuan tertentu. Selain itu Mooney jugamerancang empat kaidah dasar dalam organisasi yaitu, Koordinasi, Prinsip Skalar, PrinsipFungsional, dan Prisip Staf.
Kelebihan Teori Organisasi Klasik
1.Keefisiensian produktivitas yang tercipta dari tenaga kerja
2.Metode tersebut lebih mengarah pada pengembangan potensi tenaga kerja
3.Metode tersebut mampu memberi rancangan kerja
Keterbatasan Teori Organisasi Klasik
1.Peningkatan produktivitas sering mengakibatkan pemberhentian kerja atau perubahan yang terjadi perubahan upah
2.Teori ini kurang memiliki kebutuhan sosial
3.Manajer selalu menganggap remeh individu yang ada dibawahnya
2. ALIRAN PERILAKU
Aliran hubungan manusiawi ( perilaku manusia atau neoklasik ) muncul karena ketidakpuasan bahwayang dikemukakan pendekatan klasik tidak sepenuhnya menghasilkan efisiensi produksi dankeharmonisan kerja. Beberapa ahli mencoba melengkapi teori organisasi klasik dengan pandangansosiologi dan psikologi.
Dibawah ini adalah beberapa para tokoh pencetus teori aliran perilaku yakni:
A.Hugo munsterberg ( 1863-1916 )

1. Hugo Munsterberg (1863 -1916) yaitu Bapak Psikologi Industri. Sumbangannya yang terpenting adalah berupa pernanfaatan psikologi dalam mewujudkan tujuan-tujuan produktivitas sarna seperti dengan teori-teori manajemen lainnya. Bukunya "Psychology and Indutrial Efficiency", ia memberikan 3 cara untuk meningkatkan produktivitas:
 a. Menempatkan seorang pekerja terbaik yang paling sesuai dengan bidang pekerjaan yang akan dikerjakannya.
 b. Menciptakan tata kerja yang terbaik yang memenuhi syarat-syarat psikologis untuk memaksimalkan produktivitas.
 c. Menggunakan pengaruh psikologis agar memperoleh dampak yang paling tepat dalam mendorong karyawan.
B.Elton Mayo ( 1880-1949 )

Elton Mayo (1880 -1949) gerakan memperkenalkan hubungannya yang diartikan sebagai satu gerakan yang memiliki hubungan timbal batik manajer dan bawahan sehingga mereka secara serasi mewujudkan kerjasama yang memuaskan, dan tercipta semangat dan efisiensi kerja yang memuaskan. Disini terlihat adanya peran faktor-faktor sosial dan psikologis dalam memberi dorongan kerja kepada karyawan. Satu hal yang menarik dari hasil percobaan Mayo dengan kawan-kawan adalah rangsangan uang tidak ©2003 Digitized by USU digital library menyebabkan membaiknya produktivitas. Mereka menyatakan dalam meningkatkan produktivitas adalah satu karena sikap yang dimiliki karyawan yang merasa rnanajer ataupun atasannya memberikan perhatian yang cukup terhadap kesejahteraan mereka yang dikenal dengan sebutan "Hawthorne effect", Selain itu, juga ditemukan pengaruh kehidupan lingkungan sosial dalam kelompok yang lebih informal lebih besar pengaruhnya terhadap produktivitas. Mayo beryakinan terhadap konsepsnya yang terkenal dengan "Social man” yaitu seharusnyalah dimotivasi oleh kebutuhan-kebutuhan sosial dalam hubungan yang lebih efektif daripada pengawasan ataupun pengendalian manajemen. Konsep "socialmanl”dapat menggantikan konsep "rational man” yaitu seseorang bekerja didorong semata-mata oleh kebutuhan ekonomis pribadi yang terkenal dengan julukan "rational economic man” yang oleh Robert Owen diperkenalkan dengan istilah "vital machine”. Dalam pendidikan dan pelatihan bagi para manajer dirasa semakin pentingnya "people management skillsl” daripada "engineering atau technicall skillsl”, Sehingga konsep dinamika kelompok dalam praktek manajemen lebih penting daripada manajemen atas dasar kemampuan perseorangan (individu), Walaupun demikian ada beberapa kelemahan temuan Mayo yang dinyatakan oleh orang-orang yang beranggapan kepuasan karyawan bersifat kompleks, karena selain ditentukan oleh lingkungan sosial, juga oleh faktor-faktor lainnya yaitu tingkat gaji, jenis pekerjaan, struktur dan kultur organisasi, hubungan karyawan manajemen dan lain-lain. Gerakan hubungan manusia terus berkembang dengan munculnya pemikiranpemikiran lain yang juga tergolong dalam aliran perilaku yang labih maju. Penggunaan ilmu-ilmu sosial seperti Sosiologi, Psikologi, dan Antropologi terus dipergunakan dengan penelitian yang lebih sempurna, dan para penelitinya lebih dikenal dengan sebutan "behavioral scientists" daripada 'human relations theorists". Di antara mereka yang terkenal adalah Argyris, Maslow and Mc Gregor yang lebih mengutamakan konsep "self actualizing man" daripada hanya sekedar "social man" dalam memberi dorongan kepada karyawan. Teori Mayo ini pun kemudian lebih ditingkatkan dengan pendapat bahwa rnanusia tidak hanya didorong oleh berbagai kebutuhan yang dikenal dengan konsep "complex-man". Karena tidak ada dua orang yang persis sarna, oleh sebab itu seorang manajer yang efektif akan berusaha mempelajari kebutuhan-kebutuhan setiap individu yang terkait dalam organisasinya agar dapat mempengaruhi individu tersebut.
C. William Ouchi (1943)

William Ouchi, dalam bukunya "theory Z -How America Business Can Meet The Japanese Challen ge (1981)", memperkenalkan teori Z pada tahun 1981 untuk menggambarkan adaptasi Amerika atas perilaku Organisasi Jepang. Teori beliau didasarkan pada perbandingan manajemen dalam organisasi. Jepang disebut tipe perusahaan Jepang dengan manajemen dalam perusahaan Amerika -disebut perusahaan tipe Amerika. Berikut adalah perbedaan organisasi tipe Amerika dan tipe Jepang.


D. Ivan Petrovich Pavlov

Classic conditioning (pengkondisian atau persyaratan klasik) adalah proses yangditemukan Pavlov melalui percobaannya terhadap anjing, dimana perangsangasli dan netral dipasangkan dengan stimulus bersyarat secara berulang-ulangsehingga memunculkan reaksi yang diinginkan.Ia menemukan bahwa ia dapat menggunakan stimulus netral, seperti sebuahnada atau sinar untuk membentuk perilaku (respons).Eksperimen-eksperimen yang dilakukan Pavlov dan ahli lain tampaknya sangat terpengaruh pandangan behaviorisme, dimana gejala-gejala kejiwaan seseorang dilihat dari perilakunya.Hal ini sesuai dengan pendapat Bakker bahwa yang paling sentral dalam hidupmanusia bukan hanya pikiran, peranan maupun bicara, melainkan tingkahlakunya. Pikiran mengenai tugas atau rencana baru akan mendapatkan arti yang benar jika ia berbuat sesuatu.Bertitik tolak dari asumsinya bahwa denganmenggunakan rangsangan-rangsangan tertentu, perilaku manusia dapat berubahsesuai dengan apa yang di inginkan. Kemudian Pavlov mengadakan eksperimendengan menggunakan binatang (anjing) karena ia menganggap binatangmemiliki kesamaan dengan manusia. Namun demikian, dengan segalakelebihannya, secara hakiki manusia berbeda dengan binatang.Makanan adalah rangsangan wajar, sedangkan lonceng rangsangan netral,disebut stimulus netral karena pada awalnya tidak menyebabkan anjing tersebutmengeluarkan air liur . Ternyata kalau perbuatan yang demikian dilakukan berulang-ulang, rangsangan buatan ini akan menimbulkan syarat (kondisi) untuktimbulnya air liur pada anjing tersebut. Dari eksperimen tersebut, setelah pengkondisian atau pembiasaan, dapat di ketahui bahwa makanan yang menjadistimulus alami dapat di gantikan oleh lonceng sebagai stimulus yangdikondisikan (conditioned stimulus). Ketika lonceng di bunyikan ternyata airliur anjing keluar sebagai respon-nya. Bunyi lonceng menjadi stimulus dengan pengkondisian, dan keluarnya air liur anjing disebut respons dengan pengkondisian.Apakah situasi ini bisa diterapkan pada manusia? Ternyata dalam kehidupansehari-hari ada situasi yang sama pada anjing. Sebagai contoh, suara lagu dari penjual es creem Walls yang berkeliking dari rumah kerumah. Awalnya  mungkin suara itu asing, tetapi setelah si penjual es creem sering lewat, makanada lagutersebut bisa menerbitkan air liur.Berdasarkan eksperimen yang dilakukan Pavlov diperoleh kesimpulan berkenandengan beberapa cara perubahan tingkah laku yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran. Misalnya murid dimarahi karena ujian biologinya buruk.Saat murid untuk ujian kimia dia juga akan menjadi gugup karena kedua pelajaran tersebut saling berkaitan.
E. John Watson

Dr. Watson (kiri) dan Sherlock Holmes

Watson menyatakan bahwa hanya tingkah laku yang teramati saja yang dapatdipelajari dengan valid dan reliable. Dengan demikian stimulus dan responharus berbentuk tingkah laku yang dapat diamati (observable).Watson berpendapat bahwa introspeksi merupakan pendekatan yang tidak adagunanya. Alasannya adalah jika psikologi dianggap sebagai suatu ilmu, makadatanya harus dapat diamati dan diukur. Watson mempertahankan pendapatnya bahwa hanya dengan mempelajari apa yang dilakukan manusia (perilakumereka) memungkinkan psikologi menjadi ilmu yang objektif. Watson menolak pikiran sebagai subjek dalam psikologi dan mempertahankan pelaku sebagaisubjek psikologi. Khususnya perilaku yang observabel atau yang berpotensiuntuk dapat diamati dengan berbagai cara baik pada aktivitas manusia danhewan. 3 prinsip dalam aliran behaviorisme:
1.Menekankan respon terkondisi sebagai elemen atau pembangun pelaku.Kondisi adalah lingkungan external yang hadir dikehidupan. Perilaku munculsebagai respon dari kondisi yang mengelilingi manusia dan hewan.
2.Perilaku adalah dipelajari sebagai konsekuensi dari pengaruh lingkunganmaka sesungguhnya perilaku terbentuk karena dipelajari. Lingkungan terdiridari pengalaman baik masa lalu dan yang baru saja, materi fisik dan sosial.Lingkungan yang akan memberikan contoh dan individu akan belajar darisemua itu.
3.Memusatkan pada perilaku hewan. Manusia dan hewan sama, jadimempelajari perilaku hewan dapat digunakan untuk menjelaskan perilakumanusia.Pada dasarnya Watson melanjutkan penelitian Pavlov. Dalam percobaannya,Watson ingin menerapkan classical conditioning pada reaksi emosional. Hal inididasari atas keyakinannya bahwa personalitas seseorang berkembang melalui pengkondisian berbagai refleks.Dalam suatu percobaan yang kontroversial di tahun 1921, Watson dan asistenrisetnya Rosalie Rayner melakukan eksperimen terhadap seorang balita bernamaAlbert. Pada awal eksperimen, balita tersebut tidak takut terhadap tikus. Ketika balita memegang tikus, Watson mengeluarkan suara dengan tiba-tiba dan keras.Balita menjadi takut dengan suara yang tiba-tiba dan keras sekaligus takut 
terhadap tikus. Akhirnya, tanpa ada suara keras sekalipun, balita menjadi takutterhadap tikus.Meskipun eksperimen Watson dan rekannya secara etika dipertanyakan,
hasilnya menunjukkan untuk pertamakalinya bahwa manusia dapat belajar‟
takut terhadap stimuli yang sesungguhnya tidak menakutkan. Namun ketikastimuli tersebut berasosiasi dengan pengalaman yang tidak menyenangkan,ternyata menjadi menakutkan. Eksperimen tersebut juga menunjukkan bahwaclassical conditioning mengakibatkan beberapa kasus fobia (rasa takut), yaituketakutan yang yang tidak rasional dan berlebihan terhadap objek-objek tertentuatau situasi-situasi tertentu.Pakar psikologi sekarang dapat memahami bahwa classical conditioning dapatmenjelaskan beberapa respons emosional seperti kebahagiaan, kesukaan kemarahan, dan kecemasan yaitu karena orang tersebut mengalami stimulikhusus. Sebagai contoh, seorang anak yang memiliki pengalamanmenyenangkan dengan roller coaster kemungkinan belajar merasakankesenangan justru karena melihat bentuk roller coaster tersebut. Bagi seorangdewasa yang menemukan sepucuk surat dari teman dekat di dalam kotak surat,hanya dengan melihat alamat pengirim yang tertera di sampul kemungkinanmenimbulkan perasaan senang dan hangatnya persahabatan.Pakar psikologi menggunakan prosedur classical conditioning untuk merawatfobia (rasa takut) dan perilaku yang tidak diinginkan lainnya seperti kecanduanalkohol dan psikotropika. Untuk merawat fobia terhadap objek-objek tertentu, pakar psikologi melakukan terapi dengan menghadirkan objek yang ditakutioleh penderita secara berangsur-angsur dan berulang-ulang ketika penderitadalam suasana santai. Melalui fase eliminasi (eliminasi stimulus kondisi)  , penderita akan kehilangan rasa takutnya terhadap objek tersebut. Dalammemberikan perawatan untuk alkohol, penderita meminum minuman beralkoholdan kemudian menenggak minuman keras tersebut sehingga menyebabkan rasasakit di lambung. Akhirnya ia merasakan sakit lambung begitu melihat ataumencium bau alkohol dan berhenti meminumnya. Keefektivan dari terapi sepertiini sangat bervariasi bergantung individunya dan problematika yangdihadapinya.
F. Edward Lee Thorndike

Dalam bukunya Animal Intelligence (1911) ia menyangkal pendapat bahwahewan memecahkan masalah dengan nalurinya. Ia justru berpendapat bahwahewan juga memiliki kecerdasan.Menurut Thorndike, belajar merupakan peristiwa terbentuknya asosiasi-asosiasiantara peristiwa-peristiwa yang disebut stimulus (S) dengan respon (R ).Stimulus adalah apa yang merangsang terjadinya kegiatan belajarseperti pikiran, perasaan, atau hal-hal lain yang dapat ditangkap melalui alatindera. Sedangkan respon adalah reaksi yang dimunculkan peserta didik ketika belajar, yang dapat pula berupa pikiran, perasaan, atau gerakan/tindakan.Jadiperubahan tingkah laku akibat kegiatan belajar dapat berwujud konkrit, yaituyang dapat diamati, atau tidak konkrit yaitu yang tidak dapat diamati.Teori ini disebut dengan teori koneksionisme atau juga disebut “S-R BondTheory” dan “S-R Psycology of learning” selain itu, teori ini juga terkenaldengan“Trial and ErrorLearning” Subjek riset Thorndike termasuk kucing. Untuk melihat bagaimana hewan belajar perilaku yang baru, Thorndike menggunakan ruangan kecil yang ia sebut puzzle box (kotak teka-teki). Seekor kucing lapar ditempatkan berbentuk kotak berjeruji yang dilengkapi dengan peralatan, seperti pengungkit, gerendel, pintu,dan tali yang menghubungkan pengungkit dengan gerendel tersebut. Peralatanini ditata sedemikian rupa sehingga memungkinkan kucing tersebut memperolehmakanan yang tersedia didepan sangkar tadi dan jika hewan itu melakukanrespons yang benar (seperti menarik tali, mendorong tuas, atau mendaki tangga), pintu akan terbuka dan hewan tersebut akan diberi hadiah makanan yangdiletakkan tepat di luar kotak.Ketika pertama kali hewan memasuki kotak teka-teki, memerlukan waktu lamauntuk dapat memberi respons yang dibutuhkan agar pintu terbuka.
Mula-mulakucing tersebut mengeong, mencakar, melompat, dan berlari-larian, namungagal membuka pintu untuk memperoleh makanan yang ada didepannya.Akhirnya, entah bagaimana, secara kebetulan kucing itu berhasil menekan pengungkit dan terbukalah pintu sangkar tersebut, pada akhirnya hewantersebut dapat melakukan respons yang benar dan menerima hadiahnya: lolosdan makananKetika Thorndike memasukkan hewan yang sama ke kotak teka-teki secara berulang-ulang, hewan tersebut akan melakukan respons yang benar semakincepat. Dalam waktu singkat, hewan-hewan tersebut hanya membutuhkan waktu beberapa detik untuk lolos dan mendapatkan hadiah.Thorndike menggunakan kurva waktu belajar tersebut untuk membuktikan bahwa hewan tersebut bukan menggunakan nalurinya untuk dapat lolos danmendapatkan hadiah dari kotak, namun melalui proses trial and error (mencoba-salah-mencoba lagi sampai benar).  
Menurut Thorndike, ada beberapa hukum pokok dalam proses belajar manusia,antara lain:
1.Law of Readiness,yaitu kesiapan untuk bertindak itu timbul  karena penyesuaian diri dengan sekitarnya yang akan memberikan kepuasan,hubungan antara stimulus dan respon akan mudah terbentuk apabila adakesiapan pada diri seseorang.
2.Law of Exercise,hubungan antara stimulus dan respon itu akan sangat kuat bila sering dilakukan pelatihan dan pengulangan, dan akan menjadi lemah jika latihan tidak diteruskan.
3. Law of Effect, yaitu perbuatan yang diikuti dengan dampak atau pengaruhyang memuaskan cenderung ingin diulangi lagi dan yang tidakmendatangkan kepuasan akan dilupakan.
G.  B.F Skinner

Skinner meyakini bahwa perilaku individu dikontrol melalui proses operantconditioning 
 dimana seseorang dapat mengontrol tingkah laku organismemelalui pemberian reinforcement yang bijaksana dalam lingkungan yang relatif besar.
Operant Conditioning adalah suatu proses perilaku operant (penguatan positifatau negatif) yang dapat mengakibatkan perilaku tersebut dapat berulangkembali atau menghilang sesuai dengan keinginan.Azas operant conditioningB.F Skinner mulai muncul dalam tahun 1930-an, padawaktu keluarnya teori-teori S-R (Stimulus-Respons) yang kemudian dikenaldengan model konditioning klasik dari Pavlov yang pada saat itu telah memberi pengaruh yang kuat dalam pelaksanaan penelitian. Munculnya teori OperantConditioning ini sebagai bentuk reaksi ketidak puasan Skinner atas teori S-R,
umpamanya pada pernyataan “Stimulus terus menerus
memiliki sifat-sifat kekuatan yang tidak mengendur” (Gredler, 1991 : 115). Dengan kata lain suatu stimulus bervariasi serta akan terjadi pengulangan bila terdapat penguatan(reinforcement). Pengulangan respons-respons tersebut merupakan tahapan-tahapan dalam proses mngubah atau pembentukan tingkah laku. Sedangkansecara menyeluruh, istilahOperant conditioning diartikan sebagai suatu situasi belajar dimana suaturespons lebih kuat akibat reinforcement langsung (Wasty, 1998 : 126).Kemudian margaret E. Bell Gredler dalam kesimpulannya mengartikan operantconditioning sebagai proses mengubah tingkah laku subjek dengan jaalanmemberikan penguatan (reinforcement) atas respons-respons yang dikehendakidengan kehadiran stimulus yang cocok (Gredler, 1991 :125).
Dari beberapa definisi di atas, dapat diambil suatu pemahaman bahwa penciptaan suatu kondisi dalam rangka pengubahan tingkah laku subjek, yangrelatif sesuai dengan yang dikehendaki (misalnya, oleh guru atau pemimpin pendidikan) yaitu dengan mencermati dan mengontrol respons yang muncul,kemudian setiap respons tersebut diberikan penguatan (reinforcement).
Seperti halnya Throndike, Skinner menganggap “reward” atau “reinforcementsebagai faktor terpenting dalam proses belajar. Skinner berpendapat bahwatujuan psikologi adalah meramal dan mengontrol tingkah laku (Wasty, 1998 :119). Dengan demikian tingkah laku yang diinginkan terjadi, dapatdigambarkan dan dibentuk secara nyata melalui pemberian reinforcement yangsesuai.Menurut Skinner tingkah laku sepenuhnya ditentukan oleh stimulus, tidakada faktor perantara lainnya. Rumus Skinner : B (behaviour) = F (fungsi) dari S(stimulus) (B = F (S). Tingkah laku atau respons (R) tertentu akan timbulsebagai reaksi terhadap stimulus tertentu (S). Respons yang dimaksud di siniadalah respons yang berkondisi yang dikenal dengan respons operant (tingkahlaku operant). Sedangkan stimulusnya adalah stimulus operant(Sudjana, 1991 :85). Oleh karena itu belajar menurut Skinner diartikan sebagai perubahantingkah laku yang dapat diamati dalam kondisi yang terkontrol secara baik.Terdapat dua macam penguat yang dapat diberikan dalam rangkamemotivasi atau memodifikasi tingkah laku.Pertama, reinforcement positif yakni sesuatu atau setiap penguat yangmemperkuat hubungan stimulus respons atau sesuatu yang dapat memperbesarkemungkinan timbulnya suatu respons atau dengan kata lain sesuatu yang dapatmemperkuat tingkah laku. Kedua, Reinforcement negatif (punishment) yaknisesuatu yang dapat memperlemah timbulnya respons-respons (Rohani, 1995 :13). Artinya setiap penguat yang dapat memperkuat tingkah laku respons tetapi bersifat aversif (menimbulkan kebencian dan penghindaran), misalnya : ujiantiba-tiba. Stimulus negatif dapat menimbulkan respons emosional bahkan dapatmelenyapkan (extinction) tingkah laku atau respons (Gredler : 1991 : 130).Macam dari sifat reinforcement ini, merupakan pilihan atau opsi bagi para gurusebagaii pemilik reinforcement (Baker, 1983 : 121), untuk menerapkannya dilapangan baik dalam konteks kelas maupun terhadap individu dalam kelas.Disinilah kemampuan profesionalisme dan pengalaman seorang guru sangatmenentukan, karena bukan suatu hal yang mustahil reinforcement negatif justrumelahirkan respons (tingkah laku) positif. Tetapi Skinner lebih menekankankepada pemberian reinforcement positif.Dalam salah satu eksperimennya, Skinner menggunakan seekor tikus yangditempatkan dalam sebuah peti yang disebut dengan Skinner Box. KotakSkinner ini berisi dua macam komponen pokok, yaitu manipulandum dan alat pemberi reinforcement yang antara lain berupa wadah makanan. Manipulandumadalah komponen yang dapat dimanipulasi dan gerakannya berhubungan denganreinforcement. Komponen ini terdiri dari tombol, batang jeruji, dan pengungkit.Dalam eksperimen tadi mula-mula tikus itu mengeksplorasi peti sangkar dengancara lari kesana kemari, mencium benda-benda yang ada disekitarnya, mencakardinding, dan sebagainya. Tingkah laku tikus yang demikian disebut dengan „‟emmited behavior ” (tingkah laku yang terpancar ), yakni tingkah laku yangterpancar dari organism tanpa memedulikan stimulus tertentu. Kemudian salahsatu tingkah laku tikus (seperti cakaran kaki, sentuhan moncong) dapat menekan pengungkit. Tekanan pengungkit ini mengakibatkan munculnya butir-butirmakanan ke dalam wadahnya.
Butir-butir makanan yang muncul merupakan reinforce bagi tikus yang disebutdengan tingkah laku operant yang akan terus meningkat apabila diiringireinforcement, yaitu penguatan berupa butiran-butiran makanan kedalam wadahmakanan.Teori belajar operant conditioning ini juga tunduk pada dua hukum operantyang berbeda lainnya, yaitu law operant conditioning dan law extinction.Menurut hukum operant conditioning, jika suatu tingkah diriingi oleh sebuah penguat (reinforcement), maka tingkah laku tersebut meningkat. Sedangkan menurut hukum law extinction, jika suatu tingkah laku yang diperkuat denganstimulus penguat dalam kondisioning, tidak diiringi stimulus penguat, makatingkah laku tersebut akan menurun atau bahkan musnah. Kedua hukum ini pada dasarnya juga memiliki kesamaan dengan hukum pembiasaan klasik(classical conditioning). Skinner membedakan perilaku atas :
1.Perilaku alami (innate behavior), yang kemudiandisebut juga sebagai clasicalataupun respondent behavior, yaitu perilaku yangdiharapkan timbul olehstimulus yang jelas ataupun spesifik, perilaku yangbersifat refleksif.
2.Perilaku operan (operant behavior), yaitu perilakuyang ditimbulkan olehstimulus yang tidak diketahui, namun semata-mataditimbulkan olehorganisme itu sendiri setelah mendapatkan penguatan.
Skinner yakin jika kebanyakan perilaku manusia dipelajari lewat OperantConditioning atau pengkondisian operan, yang kuncinya adalah penguatansegera terhadap respons. Operant Conditioning adalah suatu proses penguatan perilaku yang dapat mengakibatkan perilaku tersebut dapat berulang kembaliatau menghilang sesuai dengan keinginan.
Skinner membuat mesin untuk percobaanya dalam Operant Conditioning yangdinamakan dengan"Skinner Box" dan tikus yang merupakan subjek yang seringdigunakandalam percobaanya.Dalam percobaannya tersebut yang dilakukan oleh Skinner dalam Laboratorium,seekor tikus yang lapar diletakkan dalam Skinner Box, kemudian binatangtersebut akan akan menekan sebuah tuas yang akan membukakan dulangmakanan, sehingga diperoleh penguatan dalam bentuk makanan. Di dalamsetiap keadaan, seekor binatang akan memperlihatkan bentuk perilaku tertentu;tikus tadi misalnya, akan memperlihatkan perilaku menyelidik pada saat pertama kali masuk kedalam Box, yaitu dengan mencakar-cakar dinding danmembauinya sambil melihat-lihat kesekelilingnya. Secara kebetulan, dalam perilaku menyelidik tersebut tikus menyentuh tuas makanan dan makanan pun berjatuhan.Setiap kali tikus melakukanhal ini akan mendapatkan makanan; penekanan tuas diperkuat dgn penyajian makanan tersebut, sehingga tikustersebut akan menghubungkan perilaku tertentu dengan penerimaan,imbalan berupa makanan tadi. Jadi, tikus tersebut akan belajar bahwa setiap kalimenekan tuas dia akan mendapatkan makanan dan tikustersebut akan sering kalimengulangi perilakunya, sampai ada proses pemadaman atau penghilangan dengan menghilangkan penguatannya.
Dalam eksperimen Skinner tersebut terdapat istilah Penguatan atau dapatdisebut sebagai reinforcement yaitu, setiap kejadian yang meningkatkan ataupun mempertahankan kemungkinan adanya respon terhadap kemungkinan responyang diinginkan. Biasanya yangberupa penguat adalah sesuatu yang dapatmenguatkan dorongan dasar (basicdriver, seperti makanan yang dapatmemuaskan rasa lapar atau air yang dapat menguatkan rasa haus) namun tidakharus selalu demikian.Pada manusia, penguatan sering salah sasaran sehingga pembelajaran menjaditidak effisien. Masalah lain dengan pengkondisian manusia adalah penentuanmanakah konsekuansi-konsekuensi yang menguatkan dan manakah yangmelemahkan. Karena bergantung pada sejarah individu, penguatan dan disiplinterkadang dapat menjadi penguatan sedangkan ciuman dan pujian dapat menjadihukuman.
Kelebihan Aliran Prilaku
*Penekanan kebutuhan sosial dalam aliran hubungan manusiawi melengkapi pendekatan klasik sebagai usaha meningkatkan produktivitas.
*Mengilhami pembahasan selanjutnya tentang motivasi manusia.
Kelemahan Aliran Prilaku
*Konsep “makhluk sosial” tidak menggambarkan secara lengkap individu-individu dalam tempatnya bekerja.
*Perbaikan kondisi kerja dan kepuasan karyawan tidak menghasilkan peningkatan produksi yang dramatik seperti yang diharapkan.
*Lingkungan sosial tempat kerja hanya merupakan salah satu faktor; produktivitas dan kepuasan kerja menjadi semakin kompleks.
Kesimpulan
Manajer saat ini dituntut mempelajari dan memahami semua teori manajemen yang dihasilkan oleh berbagai aliran, karena manajer bisa memilih teori yang paling sesuai untuk menghadapi situasi tertentu. Disamping itu seorang manajer dapat saja menggabungkan dan memanfaatkan teori dan konsep yang paling cocok atau pendekatan untuk menghadapi masalah sederhana maupun yang kompleks dan pendekatan-pendekatan ini yang menggambarkan kedudukan dan peranan manajemen saat ini dan di masa datang.
Ada beberapa alasan untuk mengetahui dan mempelajari perkembangan ilmu manajemen yang akan diuraikan di bawah ini yaitu antara lain:
       1. Membentuk pandangan kita mengenai organisasi. Mempelajari teori manajemen juga memberi petunjuk kepada kita di mana kita mendapatkan beberapa ide mengenai organisasi dan manusia di dalamnya.
       2.Membuat kita sadar mengenai lingkungan usaha. Mempelajari berbagai teori manajemen berdasarkan perkembangannya, kita dapat memahami bahwa setiap teori adalah karena berdasarkan lingkungannya yaitu ekonomi, sosial, politik dan pengaruh teknologi yang dirasakan pada waktu dan tempat terjadinya peristiwa tertentu. Pengetahuan ini membantu setiap orang untuk memahami apa sebabnya teori tertentu cocok terhadap keadaan yang berbeda.
3.Mengarahkan terhadap keputusan manajemen. Mempelajari evolusi manajemen membantu memahami proses dasar sehingga dapat memilih suatu tindakan yang efektif. Pada hakekatnya suatu teori merupakan asumsi-asumsi yang koheren/logis, untuk menjelaskan beberapa fakta yang diobservasi. Teori yang absah, dapat memprediksi apa yang akan terjadi pada situasi tertentu. Dengan adanya pengetahuan ini, kita bisa menerapkan teori manajemen yang berbeda terhadap situasi yang berbeda.
 4 Merupakan sumber ide baru. Mempelajari perkembangan teori manajemen memungkinkan kita pada suatu kesempatan mengambil pandangan yang berbeda dari situasi sehari-hari.

DAFTAR PUSTAKA
https://idtesis.com/kelebihan-kekurangan-teori-organisasi-klasik/
http://www.academia.edu/8234921/TEORI_BELAJAR_BEHAVIORISME








No comments:

Post a Comment

Social Share

Facebook  Instagram Google+

Contact

Name

Email *

Message *