Friday, March 2, 2018

BEDA METODOLOGI OOAD DAN RUP


OOAD

OOAD (Object Oriented analysis and design) adalah metode analisis yang memerikasa requirements dari sudut pandang kelas kelas dan objek yang ditemui dalam ruang lingkup permasalahan yang mengarahkan arsitektur software yang didasarkan pada manipulasi objek-objek system atau subsistem
Situasi permasalahan (konteks metodologi)

Klien : Pengguna yang sudah mengerti sistem tersebut atau sudah pengalaman dalam hal sistem

Komitmen : Analis dan programmer tidak dibatasi dengan batasan implementasi sistem, jadi desain dapat diformliasikan yang dapat dikonfirmasi dengan berbagai lingkungan eksekusi

Membantu dalam mengidentifikasi klien : waktu pengembangan, level organisasi, ketangguhan,dan penggunaan kembali (reuse) kode program lebih tinggi 


Situasi : Well-structured dikarenakan Relasi obyek dengan entitas (thing) umumnya dapat di mapping dengan baik seperti kondisi pada dunia nyata dan keterkaitan dalam sistem

Situasi yang bagaimana metodologi sesuai :  tergantung dari kebutuhan dan dari sudut pandang mana anda melihatnya. Yang perlu anda ingat adalah tujuan dari pemodelan itu sendiri, yang mana agar pada akhir proyek sistem dapat diperoleh sistem informasi yang memenuhi kebutuhan pemakai, tepat waktu dan sesuai anggaran, serta mudah digunakan, dimengerti dan dipelihara


Situasi yang diinginkan : Relasi obyek dengan entitas (thing) umumnya dapat di mapping dengan baik seperti kondisi pada dunia nyata dan keterkaitan dalam sistem. Hal ini memudahkan dalam mehami desain

Kemampuan dari problem solver (pemakai metodologi)
Seberapa tinggi tingkat abstraksi dan pemikiran teknis yang diminta metodologi yang harus dipenuhi oleh pemakai? : Belajar memahami cara kerja sistem yang baru dengan mengikuti pembelajaran dari si pembuat

Apakah filosofi yang ada di metodologi cocok dengan cara pandang pemakai? : Itu ditentukan dari
niatnya sipemakai, jika kesan si pemakai tidak bertanggung jawab maka tidak akan cocok dan harus diganti
Keahlian dan pengetahuan apa yang dipersyaratkan oleh metodologi yang perlu dipenuhi oleh pemakai? : Sudah berpengalaman dalam penggunaan sistem tersebut sehingga akan dipenuhi syaratnya

Apakah suasana mental (mental constructs) dari pemakai dilihat? : ya, seperti mental yang tidak sehat yaitu secara relatif bisa dilihat  pada individu jauh dari kemampuan beradaptasi atau selalu mengalami  kesulitan dalam beradaptasi sehingga akan sulit mempelajari kegunaan sistem yang baru

Proses pemecahan masalah (methodology itself)
-Tahap 1 : Analisi Masalah :
a. Menentukan masalah
b. Mengidentifikasi penyebab dari masalah tersebut
c. Menentukan pemecahan masalahnya
d. Mengidentifikasikan kebutuhan informasi yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah                               tersebut
-Tahap 2 : Menentukan Kebutuhan Pemakai
Apa yang diperlukan si pemakai di penggunaan sistem tersebut
-Tahap 3 : Identifikasi Skenario Pemakai
Apakah si pemakai tersebut sudah berpengalaman dalam sebuah sistem
-Tahap 4 : Penentuan desain secara konseptual/logis
-Tahap 5 : Desain Sistem
Mengidentifikasi solusi alternatif dan memilih tindakan terbaik,mendesain solusi yang dipilih
-Tahap 6 : Implementasi Sistem

RUP  
RUP (Rational Unified Process ) adalah suatu metode rekayasa perangkat lunak yang dikembangkan dengan mengumpulkan berbagai best practises yang terdapat dalam industri pengembangan perangkat lunak. Ciri utama metode ini adalah menggunakan use-case driven dan pendekatan iteratif untuk siklus pengembangan perangkat lunak

Situasi permasalahan (konteks metodologi)
Klien : Semua pemakai seperti dalam 1 kantor semuanya bisa memakai sistem tersebut

Komitmen : Proses ini memiliki beberapa model yang masing-masing menjelaskan pendekatan terhadap berbagai tugas atau aktivitas yang terjadi selama proses

Membantu dalam mengidentifikasi klien : RUP menggunakan konsep object oriented, dengan aktifitas yang berfokus pada pengembangan model dengan menggunakan Unified Model Language (UML). Melalui gambar dibawah dapat dilihat bahwa RUP memiliki, yaitu:
§ Dimensi pertama digambarkan secara horizontal. Dimensi ini mewakili aspek-aspek dinamis dari pengembangan perangkat lunak. Aspek ini dijabarkan dalam tahapan pengembangan atau fase. Setiap fase akan memiliki suatu major milestone yang menandakan akhir dari awal dari phase selanjutnya. Setiap phase dapat berdiri dari satu beberapa iterasi. Dimensi ini terdiri atas Inception, Elaboration, Construction, dan Transition.
§ Dimensi kedua digambarkan secara vertikal. Dimensi ini mewakili aspek-aspek statis dari proses pengembangan perangkat lunak yang dikelompokkan ke dalam beberapa disiplin. Proses pengembangan perangkat lunak yang dijelaskan kedalam beberapa disiplin terdiri dari empat elemen penting, yakni who is doing, what, how dan when. Dimensi ini terdiri atas

Situasi : Well-structured  
1. Mengadaptasi proses
2. Menyeimbangkan prioritas dari para stakeholders
3. Melakukan kolaborasi antar tim
4. Mendemonstrasikan hasil-hasil yang ada secara berulang-ulang
5. Menaikkan level abtraksi dari sebuah software
6. Memfokuskan pada kualitas secara terus-menerus
Situasi yang bagaimana metodologi sesuai : Pihak klien dan pengembang bersama-sama mendefinisikan format seluruh perangkat lunak, mengidentifikasikan semua kebutuhan end user
Situasi yang diinginkan : pendekatan perangkat lunak yang dilakukan berulang-ulang (iterative), fokus pada arsitektur (architecture-centric), lebih diarahkan berdasarkan penggunaan kasus (use case driven)

Kemampuan dari problem solver (pemakai metodologi)
Seberapa tinggi tingkat abstraksi dan pemikiran teknis yang diminta metodologi yang harus dipenuhi oleh pemakai? : tidak tinggi, dikarenakan sistem tersebut sangat mudah dipahami dan hanya pengembangan model

Apakah filosofi yang ada di metodologi cocok dengan cara pandang pemakai? : Itu ditentukan dari
niatnya si pemakai, jika pemakai tersebut kurang maka pengalaman dalam sistem tersebut maka pengembangan model tersebut menjadi tidak berguna

Apakah suasana mental (mental constructs) dari pemakai dilihat? : ya, seperti mental yang tidak sehat yaitu secara relatif bisa dilihat  pada individu jauh dari kemampuan beradaptasi atau selalu mengalami  kesulitan dalam beradaptasi sehingga akan sulit mempelajari kegunaan sistem yang baru

Proses pemecahan masalah (methodology itself)
-Tahap 1 : Inception/insepsi
A .Menentukan Ruang lingkup proyek
B. Membuat 'Business Case'
C. Menjawab pertanyaan 'apakah yang dikerjakan dapat menciptakan 'good business sense' sehingga proyek dapat dilanjutkan
-Tahap 2 : Elaboration/elaborasi

A. Menganalisa berbagai persyaratan dan resiko
B. Menetapkan 'Base line' 
C. Merencanakan fase berikutnya yaitu construction

-Tahap 3 : Construction/kontruksi

A. Melakukan sederetan iterasi 
B. Pada setiap iterasi akan melibatkan prose berikut : analisa desain, implementasi dan testing

-Tahap 4 : Transition/Transisi

A. Membuat apa yang sudah dimodelkan menjadi suatu produk jadi 
B. Dalam fase ini dilakukan:
·  Beta dan performance testing
·  Membuat dokumentasi tambahan seperti: training dan user guide
·  Membuat rencana peluncuran produk ke komunitas pengguna










No comments:

Post a Comment

Social Share

Facebook  Instagram Google+

Contact

Name

Email *

Message *